Siap-Siap Jabodetabek Bakal Lebih Macet Saat New Normal

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
04 June 2020 15:22
Kepadatan lalu lintas saat PSBB di Jati Padang, Jalarta (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Kepadatan lalu lintas saat PSBB di Jati Padang, Jalarta (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jalanan di Jabodetabek diprediksi bakal lebih macet dari kondisi kemacaten sebelumnya saat penerapan new normal.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Polana B Pramesti mengatakan pertambahan tingkat kemacetan ini disumbangkan dari perubahan perilaku masyarakat. Dikatakan, ada persepsi yang membuat masyarakat enggan memilih transportasi publik.

"Kemungkinan karena kemarin pada masa pandemi ada ketidakpercayaan terhadap transportasi publik, mungkin juga akan ada perubahan atau perpindahan. Yang tadinya biasanya menggunakan transportasi publik, nantinya akan menggunakan transportasi pribadi atau alternatif lain," katanya, Kamis (4/6).

Selain itu, kapasitas transportasi publik yang berkurang juga bakal berkontribusi terhadap peralihan tersebut. Pengurangan kapasitas ini tidak lepas dari adanya kebijakan physical distancing di dalam angkutan umum.

"Tentunya dalam new normal nanti jumlah orang yang dilayani transportasi umum dibandingkan dengan sebelumnya pasti akan berkurang. Untuk itulah kami butuh koordinasi yang baik dengan sektor lain apa saja yang disiapkan," beber Polana.

Mantan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub ini menambahkan, selain pakai kendaraan pribadi, ada alternatif lain yang bisa dipilih. Lagi-lagi, pilihan itu sebagai bentuk perubahan perilaku dari yang biasanya menggunakan transportasi publik.


"Misalnya kemungkinan orang lebih memilih berjalan kaki atau naik sepeda dalam melakukan kegiatan," tandasnya.

Di sisi lain, Polana menegaskan bahwa persyaratan operasional transportasi publik juga tetap akan mengedepankan protokol kesehatan. Persyaratan itu secara berkala akan dievaluasi, termasuk mengenai penambahan kapasitas.

"Untuk transportasi publik kami melakukan persyaratan yang sangat ketat, protokol protokol kesehatan, misalnya sarananya harus selalu bersih, jumlah yg masuk dibatasi, masker harus selalu dipakai, misalnya di KRL akan ada pemberlakuan tidak boleh berbicara atau pembicaraan melalui telepon genggam," imbuhnya.


[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Fly Over Tapal Kuda Lenteng Agung Resmi Beroperasi, Bye Macet

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular