
Tidak Pakai PSBB, Apa Rahasia Kota Semarang Perangi Covid-19?
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
04 June 2020 14:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Semarang menjadi salah satu kota yang tidak menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam memerangi sebaran virus corona.
Walikota Semarang, Hendar Prihadi mengatakan Semarang menggunakan format jalan tengah. Sebab, saat diskusi penentuan, ada dua kubu yaitu antara yang setuju dengan PSBB dan menolak.
"Kami ambil jalan tengah yaitu pembatasan kegiatan masyarakat (PKM)," ujarnya saat video conference melalui Zoom, Kamis (4/6/2020).
PKM Pertama kali berlaku pada 27 April 2020. Saat itu, orang yang terpapar Covid-19 di Semarang mencapai 130 orang. Berlaku selama 28 hari, PKM ini terbukti menurunkan angka kasus positif.
"Kita berlakukan selama 28 hari. Terendah 19 Mei, dari 130 menjadi 47 pasien positif," ujarnya.
Sayangnya, peningkatan kasus positif kembali terjadi beberapa saat sebelum Idul Fitri 1441 Hijriah. Berdasarkan analisa pribadinya, orang mulai lengah dengan Covid-19, terbukti pusat perbelanjaan serta pasar yang ramai.
"Sampai akhir PKM jilid 2 pada 24 Mei, angkanya naik menjadi 78 penderita. Sehingga PKM diperpanjang artinya perpanjang 14 hari sd 7 juni," tuturnya.
Hingga hari ini, lanjutnya ada 128 warga di Semarang dan luar Semarang yang dirujuk di RS Semarang. Dia menambahkan, pabrik di Semarang memang masih beroperasi, namun dengan ketentuan.
"Ada 9 kawasan industri. Tolong karyawan dibatasi," katanya tegas.
PKM sendiri merupakan pembatasan kegiatan masyarakat, misalnya restoran dan pusat perbelanjaan. Jam operasional serta pengunjung dibatasi jumlahnya hingga 50%. Ada SOP yang harus dipatuhi bagi pemilik usaha, termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL).
"Berubah drastis pendapatan. Tapi ini upaya kami, meski ekonomi melambat tapi mereka masih bisa berjualan," katanya lagi.
PKM ini dipilih karena tak semua warga Semarang memiliki cukup tabungan untuk bertahan hidup jika PSBB hingga lockdown diterapkan.
"Tapi ada juga yang untuk makan saja harus bekerja hari ini. Kalau harus diputus Lockdown dan PSBB, akan ada kegaduhan, potensi kriminalitas meningkat," imbuhnya.
Sebagai informasi, hingga 4 Juni 2020, jumlah kasus positif di Semarang mencapai 142 orang. ODP dan PDP masing-masing 235 dan 127 orang. Jumlah pasien sembuh sebanyak 279 orang sementara yang meninggal 45 orang.
(dob/dob) Next Article Covid-19 Belum Puncak, PSBB Palembang Diperpanjang 14 Hari
Walikota Semarang, Hendar Prihadi mengatakan Semarang menggunakan format jalan tengah. Sebab, saat diskusi penentuan, ada dua kubu yaitu antara yang setuju dengan PSBB dan menolak.
"Kami ambil jalan tengah yaitu pembatasan kegiatan masyarakat (PKM)," ujarnya saat video conference melalui Zoom, Kamis (4/6/2020).
"Kita berlakukan selama 28 hari. Terendah 19 Mei, dari 130 menjadi 47 pasien positif," ujarnya.
Sayangnya, peningkatan kasus positif kembali terjadi beberapa saat sebelum Idul Fitri 1441 Hijriah. Berdasarkan analisa pribadinya, orang mulai lengah dengan Covid-19, terbukti pusat perbelanjaan serta pasar yang ramai.
"Sampai akhir PKM jilid 2 pada 24 Mei, angkanya naik menjadi 78 penderita. Sehingga PKM diperpanjang artinya perpanjang 14 hari sd 7 juni," tuturnya.
Hingga hari ini, lanjutnya ada 128 warga di Semarang dan luar Semarang yang dirujuk di RS Semarang. Dia menambahkan, pabrik di Semarang memang masih beroperasi, namun dengan ketentuan.
"Ada 9 kawasan industri. Tolong karyawan dibatasi," katanya tegas.
PKM sendiri merupakan pembatasan kegiatan masyarakat, misalnya restoran dan pusat perbelanjaan. Jam operasional serta pengunjung dibatasi jumlahnya hingga 50%. Ada SOP yang harus dipatuhi bagi pemilik usaha, termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL).
"Berubah drastis pendapatan. Tapi ini upaya kami, meski ekonomi melambat tapi mereka masih bisa berjualan," katanya lagi.
PKM ini dipilih karena tak semua warga Semarang memiliki cukup tabungan untuk bertahan hidup jika PSBB hingga lockdown diterapkan.
"Tapi ada juga yang untuk makan saja harus bekerja hari ini. Kalau harus diputus Lockdown dan PSBB, akan ada kegaduhan, potensi kriminalitas meningkat," imbuhnya.
Sebagai informasi, hingga 4 Juni 2020, jumlah kasus positif di Semarang mencapai 142 orang. ODP dan PDP masing-masing 235 dan 127 orang. Jumlah pasien sembuh sebanyak 279 orang sementara yang meninggal 45 orang.
(dob/dob) Next Article Covid-19 Belum Puncak, PSBB Palembang Diperpanjang 14 Hari
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular