Internasional
Instruksi Trump Batal, AS Tarik Tentara di Demo George Floyd
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 June 2020 13:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper membatalkan keputusan Pentagon soal mengirim beberapa ratus tentara ke wilayah Washington, D.C. Bahkan, pasukan dikabarnya sudah pulang ke markas.
Sebelumnya, Pentagon mengirimkan 1.600 tentara untuk menjaga demonstrasi anti-rasisme yang dipicu kematian George Floyd. Tentara yang dikirim merupakan tentara aktif bukan Garda Nasional.
Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan kepada The Associated Press bahwa ia diberitahu tentang perubahan rencana itu setelah Esper menghadiri pertemuan di Gedung Putih, setelah mengadakan diskusi internal Pentagon lainnya. Namun tidak diketahui apakah Esper bertemu dengan Presiden Donald Trump.
Menurut McCarthy, para tentara disiagakan hanya untuk memastikan bahwa ada cukup dukungan militer di wilayah itu untuk menanggapi masalah protes jika diperlukan. Sebagaimana diketahui sebelumnya Garda Nasional yang merupakan tentara cadangan dan bertugas di negara bagian sudah lebih dulu dikerahkan.
"Ini adalah keinginan kami pada titik ini untuk tidak membawa pasukan aktif, kami tidak berpikir kami membutuhkan mereka pada saat ini," kata McCarthy dalam sebuah wawancara.
"Tapi lebih bijaksana untuk menyiagakan kemampuan cadangan, untuk mengendalikan keadaan."
Di Pentagon, Menhan adalah otoritas terakhir yang bertugas mengambil keputusan bersama Kepala Staf Gabungan. Esper yang sebelumnya menyebut demonstrasi sebagai arena pertempuran, juga sempat meminta maaf atas ucapannya itu.
Sebelumnya, demo anti-rasisme meledak di AS sejak 26 Mei lalu, sehari setelah tewasnya George Floyd di tangan polisi AS. Floyd seorang warga Afrika Amerika tewas dalam proses penangkapan oleh pihak polisi Minneapolis.
Namun belakangan, demo untuk menuntut keadilan tersebut telah berubah menjadi aksi protes yang ricuh. Hal ini telah membuat Trump memerintahkan militer untuk dikerahkan menangani kekacauan.
(res) Next Article AS Memanas, Trump Resmi Terjunkan Militer Selesaikan Demo
Sebelumnya, Pentagon mengirimkan 1.600 tentara untuk menjaga demonstrasi anti-rasisme yang dipicu kematian George Floyd. Tentara yang dikirim merupakan tentara aktif bukan Garda Nasional.
Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan kepada The Associated Press bahwa ia diberitahu tentang perubahan rencana itu setelah Esper menghadiri pertemuan di Gedung Putih, setelah mengadakan diskusi internal Pentagon lainnya. Namun tidak diketahui apakah Esper bertemu dengan Presiden Donald Trump.
"Ini adalah keinginan kami pada titik ini untuk tidak membawa pasukan aktif, kami tidak berpikir kami membutuhkan mereka pada saat ini," kata McCarthy dalam sebuah wawancara.
"Tapi lebih bijaksana untuk menyiagakan kemampuan cadangan, untuk mengendalikan keadaan."
Di Pentagon, Menhan adalah otoritas terakhir yang bertugas mengambil keputusan bersama Kepala Staf Gabungan. Esper yang sebelumnya menyebut demonstrasi sebagai arena pertempuran, juga sempat meminta maaf atas ucapannya itu.
Sebelumnya, demo anti-rasisme meledak di AS sejak 26 Mei lalu, sehari setelah tewasnya George Floyd di tangan polisi AS. Floyd seorang warga Afrika Amerika tewas dalam proses penangkapan oleh pihak polisi Minneapolis.
Namun belakangan, demo untuk menuntut keadilan tersebut telah berubah menjadi aksi protes yang ricuh. Hal ini telah membuat Trump memerintahkan militer untuk dikerahkan menangani kekacauan.
(res) Next Article AS Memanas, Trump Resmi Terjunkan Militer Selesaikan Demo
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular