Peringatan, Ekonomi RI Kuartal II-2020 Diramal Nyungsep!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 June 2020 20:28
Efek berantai dari wabah virus corona di China sudah terasa dalam hal perdagangan khususnya rantai pasok bahan baku tekstil dan produk tekstil ke Indonesia. Produsen pakaian di dalam negeri yang selama ini bergantung dari kain dan pewarna dari China mulai kena dampaknya.

Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno yang juga pemilik pabrik pakaian dan tekstil, mengatakan baru-baru ini dampak virus corona sudah terasa terhadap pasokan barang. Saat ini proses produksi barang masih memakai stok yang lama, tapi untuk bahan baku bulan depan sudah mengkhawatirkan.  

Ada sebagian belum bisa berangkat dari China, produksi belum Stop. Karena bahan baku yang belum bisa berangkat untuk produksi bulan April.
Jenis barang Kain dan zat Pewarna,
Foto: Penjualan Busana (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi di Indonesia hampir 90% berasal dari sektor konsumsi rumah tangga dan investasi. Dalam upaya menjaga ekonomi bisa tetap tumbuh, pemerintah akan fokus di dua sektor tersebut.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, berbagai sektor perekonomian mengalami penurunan pada kuartal I-2020. Akibatnya pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 hanya mampu mencapai 2,9%.

"Terjadi penurunan, terutama dari sektor konsumsi. Di kuartal II akan turun sangat tajam sekali. Ini yang harus kita antisipasi bersama-sama, sehingga nanti untuk meng-coverage dalam satu tahun, kita harus memperbaiki perekonomian di kuartal III dan IV," kata Susiwijono dalam video conference, Rabu (3/6/2020).

Lebih lanjut Susiwijono mengatakan, menelisik data perekonomian yang ada saat ini, manufaktur sebagai penggerak ekonomi, dilihat dari purchasing managers Index (PMI) Indonesia untuk sektor manufaktur sudah diangka 27,5.

"Ini berarti sudah sangat riskan. Kemudian indeks untuk consumer, indeks untuk sentimen bisnis, retail, dan semuanya menurun," ujarnya.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau atau kuartal I-2019, penurunannya di semua sektor industri mengalami penurunan 20% sampai 70%.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kemenko Perekonomian per tanggal 26 Mei 2020, riil seperti pariwisata, restaurant, dan transportasi turun mencapai 74%. Sementara di sektor lain seperti mice dan entertainment turun di atas 50%, jika dibandingkan dengan kuartal I-2019.

"Perlu pemikiran baru bagaimana kita juga mulai membuka aktivitas ekonomi di beberapa sektor ini. Sektor rill barang dan jasa terdampak luar biasa, turunnya bisa sampai di atas 70% dan bahkan perdagangan ritel diklaim turunnya mencapai di atas 90%. Ini luar biasa dampaknya," kata Suswijono.

Karena sektor industri yang tertekan itu, pada akhirnya kata Suswijono berdampak terhadap banyaknya angka pengangguran dan kemiskinan diperkirakan akan meningkat di tahun ini.

Susiwijono menjelaskan 3,05 juta pekerja yang terdampak virus coroana tersebut bersumber dari data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), sampai dengan Selasa 2 Juni 2020.

Kementerian yang dipimpin oleh Menaker Ida Fauziyah itu juga memperkirakan akan ada tambahan pengangguran sebanyak 5,23 juta jiwa apabila virus corona trus meluas.

"Dilihat dari kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi, konsumsi rumah tangga sharenya hampir 60% Sementara investasi memiliki share 31,9% kepada perekonomian di Indonesia. Artinya 90% pilar ekonomi Indonesia berasal dari konsumsi dan investasi. Jadi agar growth terjaga, akan berasal dari dua sektor ini," jelas Suswijono.




[Gambas:Video CNBC]





(dru) Next Article Ucapkan Selamat Tinggal Pada Pertumbuhan Ekonomi RI 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular