
Sempat Hancur Lebur, Begini Kondisi Ekonomi RI Saat Ini!
![[DALAM] Indonesia Resmi Resesi!](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/11/05/dalam-indonesia-resmi-resesi_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia sempat hancur lebur pada tahun lalu akibat pandemi covid-19. Kini kasus positif harian covid mulai mereda, pemerintah optimistis tahun ini ekonomi tumbuh positif di kisaran 4% dan tahun depan di atas 5%.
Indra Darmawan, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian menjelaskan salah satu faktor pendorongnya adalah peningkatan realisasi investasi akibat reformasi perizinan yang dijalankan beberapa waktu terakhir.
"Hingga kuartal III 2021, tercatat Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) cukup lumayan yaitu 73% dari target Rp 900 triliun," ungkap Indra dalam webinar "Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2022" di Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Padahal kuartal III itu kerja hanya satu bulan karena PPKM Darurat yang membuat mobilitas berhenti total. Namun menurut Indra ada hal yang menggembirakan dari pandemi, yaitu menjadi seimbangnya PMA dan PMDN.
Pada masa pandemi, kedua investasi ini memiliki gap yang jauh, namun semenjak pandemi hampir 50:50. Bukan cuma itu, hal menggembirakan lain adalah terjadinya pemerataan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa.
"Mulai mobilitas tinggi, beberapa sektor mulai pulih seperti kontruksi, kalau komunikasi memang selalu, transportasi juga mulai bergerak untuk industri," jelas Indra.
Yustinus Prastowo, Staf Khusus Menteri Keuangan sangat bersyukur dengan keadaan ekonomi hingga kuartal III 2021 dengan pertumbuhan 3,51%, yang akan jadi titik tolak yang baik untuk untuk kuartal IV hingga 2022.
"Diharapkan bisa menjaga keseimbangan, kesehatan tetap prioritas, vaksinasi, perlindungan sosial. Kami juga memikirkan untuk menjaga skema restrukturisasi, reform pada ESDM, infra digital, UMKM, dan bagaimana kita menuju konsolidasi 2023 dengan lebih kuat," jelas Yustinus.
Ke depan, menurut Yustinus pemerintah akan mengalokasikan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan lebih baik dan berusaha memberikan insentif kepada pelaku usaha dan juga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Di sisi lain, Yustinus juga menyebut untuk ada sektor yang mendapatkan berkah dari pandemi dan akan terus didukung agar jadi akselerator.
Pada kesempatan yang sama, Arsyad Rasyid Ketua Umum Kadin pada pertumbuhan positif di 2021. Dia bahkan optimis pertumbuhan hingga akhir tahun bisa sampai 5%. Menurutnya, tahun ini bukan soal angka yang jadi perhatian tapi trennya yang naik, apalagi sektor ekspor yang diperkirakan memcahkan rekor.
"Sudah banyak hal yang membaik, tinggal menjaga protokol kesehatan dan vaksinasi sebagai kunci," jelas Arsyad.
Sebagai pengusaha, Arsyad juga menjelaskan kalau komponen pengusaha, tidak terkecuali buruh sepakat agar investor masuk dan tidak ada keributan di Indonesia. Menurutnya, apa yang terjadi adalah proses berdemokrasi.
Arsyad juga mengungkapkan kalau penting sekali untuk bisa mengantisipasi karena pemulihan setiap industri berbeda-beda. Oleh karena itu, Arsyad menyebut kalau penting bagi pemerintah untuk bicara langsung dengan pengusaha agar mengerti.
"Contohnya dengan industri logistik, perlu dorongan bukan hanya dari Kementerian Perdagangan, namun juga Kementerian Perhubungan untuk duduk bersama," tutup Arsyad.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Ekonomi RI Meroket 7,07%: Low Base Effect di 2020