
Ada Pelajaran Mahal dari Kasus Kerusuhan di AS Kala Pandemi
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
02 June 2020 16:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Kuncoro menilai, kerusuhan yang meletus di Amerika Serikat (AS) tidak lepas dari akumulasi dampak kebijakan di tengah penanganan pandemi Covid-19.
Dia menjelaskan rumitnya penanganan pandemi Covid-19 tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Menurutnya, saat ini terdapat semacam konvergensi dari kebijakan.
"Dari yang tadinya hanya mengutamakan pencegahan penularan Covid-19 dengan lockdown, dengan pengetatan wilayah, menuju ke arah pendekatan yang lebih berimbang, di mana di sini hajat hidup orang banyak juga diperhatikan," ungkapnya di sela sebuah acara yang digelar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara virtual, Selasa (2/6/20).
Peristiwa yang terjadi di AS, menurutnya tidak terlepas dari upaya-upaya yang membuat perekonomian terhibernasi sementara. Dampaknya, yang terjadi adalah PHK massal.
"Kemudian kita lihat bahwa letupan sedikit saja, itu bisa membuat segala sesuatunya berubah jadi kerusuhan sosial. Ini perlu kita perhatikan bahwa Pencegahan Covid-19 harus merupakan satu bagian integral dari usaha membuat perekonomian tetap jalan," tandasnya.
Ia menilai Kemenhub bisa jadi pelopor dalam menyongsong new normal. Dalam hal ini, dia menegaskan, new normal perlu menyeimbangkan semua faktor dalam kehidupan masyarakat.
Dia menyebut, sektor transportasi berhubungan erat dengan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama setelah krisis tahun 1998.
"Karena terjadi perubahan demografi, lebih banyak penduduk yang tinggal di perkotaan, dan berkembangnya kota kota sekunder seperti halnya Purwokerto, Salatiga, Semarang, Malang dan sebagainya. Ini saat yang tepat bagi Kemenhub jadi semacam jembatan bagaimana Indonesia menuju kenormalan baru," bebernya.
Adapun mengenai kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sebelumnya diterapkan, sejauh ini dia menilai sudah tepat. Pasalnya, PSBB merupakan kebijakan yang fleksibel merespons keadaan.
"PSBB merupakan satu bentuk fleksibel yang memungkinkan dua duanya terjadi. Pencegahan penularan Covid-19, dan pada saat sama masih memerhatikan kemungkinan logistik tetap berjalan," urainya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Dia menjelaskan rumitnya penanganan pandemi Covid-19 tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Menurutnya, saat ini terdapat semacam konvergensi dari kebijakan.
"Dari yang tadinya hanya mengutamakan pencegahan penularan Covid-19 dengan lockdown, dengan pengetatan wilayah, menuju ke arah pendekatan yang lebih berimbang, di mana di sini hajat hidup orang banyak juga diperhatikan," ungkapnya di sela sebuah acara yang digelar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara virtual, Selasa (2/6/20).
Peristiwa yang terjadi di AS, menurutnya tidak terlepas dari upaya-upaya yang membuat perekonomian terhibernasi sementara. Dampaknya, yang terjadi adalah PHK massal.
"Kemudian kita lihat bahwa letupan sedikit saja, itu bisa membuat segala sesuatunya berubah jadi kerusuhan sosial. Ini perlu kita perhatikan bahwa Pencegahan Covid-19 harus merupakan satu bagian integral dari usaha membuat perekonomian tetap jalan," tandasnya.
Ia menilai Kemenhub bisa jadi pelopor dalam menyongsong new normal. Dalam hal ini, dia menegaskan, new normal perlu menyeimbangkan semua faktor dalam kehidupan masyarakat.
Dia menyebut, sektor transportasi berhubungan erat dengan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama setelah krisis tahun 1998.
"Karena terjadi perubahan demografi, lebih banyak penduduk yang tinggal di perkotaan, dan berkembangnya kota kota sekunder seperti halnya Purwokerto, Salatiga, Semarang, Malang dan sebagainya. Ini saat yang tepat bagi Kemenhub jadi semacam jembatan bagaimana Indonesia menuju kenormalan baru," bebernya.
Adapun mengenai kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sebelumnya diterapkan, sejauh ini dia menilai sudah tepat. Pasalnya, PSBB merupakan kebijakan yang fleksibel merespons keadaan.
"PSBB merupakan satu bentuk fleksibel yang memungkinkan dua duanya terjadi. Pencegahan penularan Covid-19, dan pada saat sama masih memerhatikan kemungkinan logistik tetap berjalan," urainya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular