Internasional

Demo Pecah di AS, 142.441 WNI Aman & Baik-Baik Saja!

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
02 June 2020 15:48
Protesters run from police during a rally for George Floyd, Sunday, May 31, 2020, in the Brooklyn borough of New York. Protests were held throughout the city over the death of Floyd, a black man in police custody in Minneapolis who died after being restrained by police officers on Memorial Day. (AP Photo/Wong Maye-E)
Foto: Demo Kematian George Floyd AP/Wong Maye-E

Jakarta, CNBC Indonesia - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC dan Konsulat Jenderal RI (KJRI) diĀ Amerika Serikat (AS) memastikan bahwa seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang ada di AS dalam keadaan baik-baik saja di tengah demo ricuh yang melanda AS selama sepekan terakhir.

"Seluruh WNI di AS yang berjumlah 142.441 orang saat ini berada dalam kondisi aman dan baik-baik. Tidak ada laporan terkait WNI yang terdampak akibat demo," ujar Iwan Freddy Hari Susanto, Kuasa Usaha Ad-Interim/Wakil Duta Besar RI untuk AS melalui sebuah rilis, Selasa (2/5/2020).

"Keselamatan dan keamanan WNI di AS menjadi prioritas utama dan perhatian khusus KBRI Washington DC dan KJRI-KJRI se-AS."



Menurut Freddy, sebagai salah bentuk perlindungan kepada WNI, semua Perwakilan RI di AS telah mengeluarkan himbauan kepada WNI agar tetap tenang, hati-hati dan tidak keluar rumah kecuali untuk kepentingan atau kebutuhan yang mendesak, seperti membeli kebutuhan rumah tangga sehari-hari atau pergi ke dokter.

"WNI juga kita wanti-wanti agar menjauhi tempat-tempat terjadinya aksi unjuk rasa karena akan membahayakan keselamatan dan keamanan mereka. Patuhi setiap instruksi, kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas setempat," jelasnya.

Lebih lanjut, Freddy mengatakan bahwa seluruh Perwakilan RI di AS terus menjalin kontak dengan simpul-simpul masyarakat Indonesia, termasuk mahasiswa, di berbagai wilayah di AS untuk membantu memantau dari dekat dan memastikan keselamatan WNI dalam situasi saat ini.



Demo anti-rasisme sendiri telah terjadi di AS sejak 26 Mei 2020, atau sehari pasca kematian George Floyd di tangan polisi Minneapolis. Floyd merupakan pria kulit hitam berusia 46 tahun yang tewas setelah lehernya ditekan dengan lutut selama hampir delapan menit oleh Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya.

Floyd ditangkap para polisi karena dicurigai melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 (RP 292 ribu) di sebuah toko kelontong. Proses penangkapan Floyd di pinggir jalan besar menjadi viral setelah video penangkapannya disebar oleh orang-orang yang menyaksikan kejadian langsungnya ke dunia maya.

Dari beberapa video yang beredar terlihat bahwa Chauvin menekan leher Floyd dengan lututnya dan mengabaikan Floyd saat ia mengatakan dirinya tidak bisa bernapas. Padahal Floyd saat itu sedang diborgol dan dalam keadaan telungkup. Floyd meninggal di rumah sakit setempat tak lama kemudian.

Banyak yang memandang kekerasan pada Floyd terjadi karena ada hubungannya dengan rasisme. Sejak itu warga AS berbondong-bondong menggelar demo. Namun, sebagian demo berjalan ricuh dan menyebabkan berbagai kerusakan di beberapa kota AS.

[Gambas:Video CNBC]


(res) Next Article AS Memanas, Trump Resmi Terjunkan Militer Selesaikan Demo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular