
Waspada! Pupuk Impor Serbu Pasar RI
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
28 May 2020 20:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia hingga kini masih harus bergantung pada kebutuhan pupuk impor. Padahal, dari dalam negeri ada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bisa memproduksi yaitui holding PT. Pupuk Indonesia. BUMN ini harus bersaing menghadapi kerasnya persaingan di industri pupuk dalam negeri.
Head of Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengakui adanya persaingan di dalam negeri dengan pupuk impor untuk merebutkan pasar di antara para petani.
"Kita andalkan loyalitas petani pada produk kita, terutama ketersediaan barang yang ada dimana-mana. Yang jelas, urea masih sangat optimistis. Urea dalam dan luar negeri kita termasuk pemain utama lah," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/5).
Agar bisa bersaing, tentu harus memiliki harga yang murah. Dalam memproduksi pupuk, salah satu komponen utamanya adalah harga gas yang digunakan. Semakin murah, maka bisa meminimalisir harga agar bisa semakin murah.
"Dengan efisiensi, kurang biaya distribusi, kurangi rate konsumsi gas. mengurangi biaya-biaya yang efisienkan harga yang ada. Intinya efisiensi supaya bisa bersaing dengan pupuk dari luar," sebut Wijaya.
Kesiapan menghadapi produk impor harus disiapkan oleh produsen lokal. Pasalnya, menurut data Badan Pusat Statistik, Indonesia masih doyan mengimpor pupuk. Selama bulan April, pupuk masuk ke dalam 10 golongan utama barang yang diimpor mencapai US$ 159 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun. Hal ini cukup memperihatinkan karena pada Maret 2020 impor pupuk tak masuk 10 besar.
Berikut 10 golongan utama barang yang di impor selama April 2020:
1. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1,66 miliar
2. Besi dan baja US$ 667,9 juta
3. Plastik dan barang dari plastik US$ 694,7 juta
4. Kendaraan dan bagiannya US$ 398,8 juta
5. Ampas/sisa industri makanan US$ 342,4 juta
6. Berbagai produk kimia US$ 291,1 juta
7. Pupuk US$ 159,2 juta
8. Sayuran US$ 112 juta
9. Logam mulia, perhiasan/permata US$ 20,8 juta
10. Senjata dan amunisi serta bagiannya US$ 800 ribu.
--------------
Catatan: Naskah ini mengalami ralat judul, sebelumnya ditulis pupuk impor China, perubahan karena ada kekeliruan informasi (Jumat, 29/5/2020. 07:29).
(hoi/hoi) Next Article Lagi, Kelangkaan Pupuk Subsidi Kembali Terjadi
Head of Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengakui adanya persaingan di dalam negeri dengan pupuk impor untuk merebutkan pasar di antara para petani.
"Kita andalkan loyalitas petani pada produk kita, terutama ketersediaan barang yang ada dimana-mana. Yang jelas, urea masih sangat optimistis. Urea dalam dan luar negeri kita termasuk pemain utama lah," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/5).
Agar bisa bersaing, tentu harus memiliki harga yang murah. Dalam memproduksi pupuk, salah satu komponen utamanya adalah harga gas yang digunakan. Semakin murah, maka bisa meminimalisir harga agar bisa semakin murah.
"Dengan efisiensi, kurang biaya distribusi, kurangi rate konsumsi gas. mengurangi biaya-biaya yang efisienkan harga yang ada. Intinya efisiensi supaya bisa bersaing dengan pupuk dari luar," sebut Wijaya.
Kesiapan menghadapi produk impor harus disiapkan oleh produsen lokal. Pasalnya, menurut data Badan Pusat Statistik, Indonesia masih doyan mengimpor pupuk. Selama bulan April, pupuk masuk ke dalam 10 golongan utama barang yang diimpor mencapai US$ 159 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun. Hal ini cukup memperihatinkan karena pada Maret 2020 impor pupuk tak masuk 10 besar.
Berikut 10 golongan utama barang yang di impor selama April 2020:
1. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1,66 miliar
2. Besi dan baja US$ 667,9 juta
3. Plastik dan barang dari plastik US$ 694,7 juta
4. Kendaraan dan bagiannya US$ 398,8 juta
5. Ampas/sisa industri makanan US$ 342,4 juta
6. Berbagai produk kimia US$ 291,1 juta
7. Pupuk US$ 159,2 juta
8. Sayuran US$ 112 juta
9. Logam mulia, perhiasan/permata US$ 20,8 juta
10. Senjata dan amunisi serta bagiannya US$ 800 ribu.
--------------
Catatan: Naskah ini mengalami ralat judul, sebelumnya ditulis pupuk impor China, perubahan karena ada kekeliruan informasi (Jumat, 29/5/2020. 07:29).
(hoi/hoi) Next Article Lagi, Kelangkaan Pupuk Subsidi Kembali Terjadi
Most Popular