Kisah Proyek Kilang RI & Aramco: Diputar, Digantung, Diputus
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
27 May 2020 17:24

Pendekatan sudah dilakukan sejak tahun 2016 tak juga menemui titik temu, malah perusahaan minyak raksasa Arab ini tanpa ragu kucurkan investasi US$ 10 miliar atau setara Rp 140 triliun untuk pengembangan komplek kilang di China.
Dikutip dari CNBC Internasional, Saudi Aramco meneken perjanjian pembentukan joint venture dengan grup konglomerat China, Norinco, untuk pengembangan proyek kilangdi Kota Panjin.
Aramco dan Norinco, bersama dengan Panjin Sincen, akan membentuk perusahaan baru bernama Huajin Aramco Petrochemical Co sebagai bagian dari proyek yang akan mencakup kilang 300.000 barel per hari (bpd) dengan cracker ethylene 1,5 juta metrik ton per tahun
(mmtpa), kata Aramco pada Jumat (22/02/2019).
Kesepakatan itu ditandatangani selama kunjungan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman ke Beijing dalam rangka tur Asia. Di joint venture ini, Aramco memiliki saham 35%, Norinco 36%, dan Panjin 29%.
Aramco akan memasok hingga 70% dari bahan baku mentah untuk kompleks itu, yang diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2024. Ini adalah transaksi luar negeri Saudi Aramco terbesar.
"Proyek ini menunjukkan perubahan strategi Saudi Aramco dari hubungan pembeli-penjual, ke hubungan lebih dalam di mana investasi ini signifikan dalam kontribusi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi China," kata CEO Aramco Amin Nasser, dalam keterangan tertulis.
Aramco Juga Mesra dengan Malaysia
Berdasar penelusuran CNBC Indonesia, Saudi Aramco memang gencar ekspansi bisnis di Malaysia dalam beberapa tahun terakhir. Maret 2018 Aramco dan Petronas mengumumkan kerja sama mereka dengan membentuk dua usaha joint ventures untuk proyek pengembangan kilang dan petrokimia terpadu (Refinery and Petrochemical Integrated Development/RAPID Project).
Meski baru diumumkan Maret, tak perlu waktu bertahun-tahun seperti Cilacap, sampai akhirnya Petronas dan Aramco kembali mengumumkan proyek kilang berkapasitas 300 ribu barel sehari dengan investasi US$ 7 miliar.
Mengutip Oil & Gas Journal, Aramco dan Petronas bahkan sudah menyelesaikan pembangunan kilang ini pada November 2019 dan mulai beroperasi untuk uji coba di bulan berikutnya.
Kemesraan Malaysia dan Saudi Aramco makin kental dengan ditekennya perjanjian jangka panjang untuk proyek lepas laut antara perusahaan minyak Arab tersebut dan konsorsium Technip FMC Plc - Malaysia Marine and Heavy Engineering Sdn Bhd (MMHE).
Kesepakatan ini diteken pada 26 November 2018 dengan masa kontrak 6 tahun dan perpanjangan dengan waktu serupa. Mengutip Malay Mail, perjanjian bisnis ini meliputi proyek engineering, procurement, fabrication, transportasi, dan instalasi fasilitas migas lepas laut untuk proyek di perairan Arab Saudi.
(gus/gus)
Dikutip dari CNBC Internasional, Saudi Aramco meneken perjanjian pembentukan joint venture dengan grup konglomerat China, Norinco, untuk pengembangan proyek kilangdi Kota Panjin.
Aramco dan Norinco, bersama dengan Panjin Sincen, akan membentuk perusahaan baru bernama Huajin Aramco Petrochemical Co sebagai bagian dari proyek yang akan mencakup kilang 300.000 barel per hari (bpd) dengan cracker ethylene 1,5 juta metrik ton per tahun
(mmtpa), kata Aramco pada Jumat (22/02/2019).
Aramco akan memasok hingga 70% dari bahan baku mentah untuk kompleks itu, yang diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2024. Ini adalah transaksi luar negeri Saudi Aramco terbesar.
"Proyek ini menunjukkan perubahan strategi Saudi Aramco dari hubungan pembeli-penjual, ke hubungan lebih dalam di mana investasi ini signifikan dalam kontribusi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi China," kata CEO Aramco Amin Nasser, dalam keterangan tertulis.
Aramco Juga Mesra dengan Malaysia
Berdasar penelusuran CNBC Indonesia, Saudi Aramco memang gencar ekspansi bisnis di Malaysia dalam beberapa tahun terakhir. Maret 2018 Aramco dan Petronas mengumumkan kerja sama mereka dengan membentuk dua usaha joint ventures untuk proyek pengembangan kilang dan petrokimia terpadu (Refinery and Petrochemical Integrated Development/RAPID Project).
Meski baru diumumkan Maret, tak perlu waktu bertahun-tahun seperti Cilacap, sampai akhirnya Petronas dan Aramco kembali mengumumkan proyek kilang berkapasitas 300 ribu barel sehari dengan investasi US$ 7 miliar.
Mengutip Oil & Gas Journal, Aramco dan Petronas bahkan sudah menyelesaikan pembangunan kilang ini pada November 2019 dan mulai beroperasi untuk uji coba di bulan berikutnya.
Kemesraan Malaysia dan Saudi Aramco makin kental dengan ditekennya perjanjian jangka panjang untuk proyek lepas laut antara perusahaan minyak Arab tersebut dan konsorsium Technip FMC Plc - Malaysia Marine and Heavy Engineering Sdn Bhd (MMHE).
Kesepakatan ini diteken pada 26 November 2018 dengan masa kontrak 6 tahun dan perpanjangan dengan waktu serupa. Mengutip Malay Mail, perjanjian bisnis ini meliputi proyek engineering, procurement, fabrication, transportasi, dan instalasi fasilitas migas lepas laut untuk proyek di perairan Arab Saudi.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular