
Pantas Harga Gula Mahal, Birokrasi Impor Saja Sampai 6 Bulan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog menyatakan harga gula yang sempat mencapai Rp 20.000/kilogram pada Ramadan disebabkan karena terlambatnya impor gula. Impor tersebut terlambat dilakukan setidaknya selama 6 bulan sehingga terjadi keterlambatan pendistribusian dari Bulog ke masyarakat.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan permintaan izin untuk melakukan impor telah dilakukan sejak November 2019, namun Kementerian Perdagangan (Kemendag) baru mengeluarkan izin pada 7 April, sehingga proses importasi gula juga menjadi terlambat.
"Sejak awal kami sudah mengantisipasi kelangkaan gula dan minta kuota impor gula pada akhir 2019, namun izin impor Bulog baru diberikan pada 7 April 2020 sehingga menyebabkan suplai gula terlambat," kata Budi, Kamis (21/5/2020).
Adapun saat ini Bulog baru mendapatkan izin untuk melakukan impor sebanyak 22.000 ton gula, dari permintaan izin sebelumnya sebanyak 50.000 ton.
Pasokan 22.000 ton gula impor dari India tersebut telah digelontorkan ke pasar sehingga kembali bisa menekan harga jual gula kembali ke harga eceran tertinggi (HET) di Rp 12.500/kilogram.
Dia memastikan stabilitas harga bahan pokok beras dan gula melalui operasi pasar yang dilaksanakan di seluruh Indonesia berjalan lancar, walau sebelumnya sempat mengalami keterlambatan izin impor gula dari Kementerian Perdagangan yang bisa menghambat program pemerintah soal pangan pokok.
"Berdasarkan pantauan kami yang terus menerus di tengah situasi perang mengatasi penyebaran Covid-19, harga beras sudah kembali normal sejak awal kemunculan wabah ini pada awal Maret lalu, sedangkan harga gula mulai terasa normal sejak Bulog melakukan operasi pasar khusus gula secara serentak di tanah air sejak awal Mei 2020," katanya.
Sebelumnya sempat terjadi mahalnya harga beras dan gula akibat kelangkaan bahan pangan pokok tersebut. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menaikkan harga di tengah situasi saat ini.
Penanganan soal harga dan ketersediaan beras dengan segera ditangani Bulog lewat distribusi yang cepat dari gudang-gudang Bulog.
Perusahaan pelat merah tersebut juga menjamin kecukupan pangan pokok bisa bertahan hingga akhir tahun dengan stok beras yang dikuasai Bulog sebesar 1,4 juta ton yang tersebar merata di seluruh Indonesia.
Harga beras kini berkisar di harga Rp 11.750 - 12.000/kilogram, sedangkan harga gula di pasaran ditetapkan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET-ketetapan pemerintah) senilai Rp 12.500/kilogram. Bulog menjualnya seharga Rp 11.900/kilogram.
"Stabilisasi harga adalah tugas dari pemerintah, maka Bulog akan habis-habisan melaksanakan amanah tersebut tanpa ada unsur kepentingan apapun kecuali kepentingan rakyat, terlebih di tengah situasi krisis seperti sekarang," katanya.
(tas/tas) Next Article Pantas RI Candu Impor Gula, 10 Tahun Lahan Tebu Itu-Itu Saja
