
Sandi Uno Ramal PDB RI di Q2-2020 Bisa Minus
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
21 May 2020 14:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha dan Founder PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Sandiaga Salahuddin Uno pesimistis ekonomi Indonesia akan tumbuh normal dalam waktu dekat. Dia menilai, laju produk domestik bruto (PDB) masih akan macet pada kuartal kedua 2020.
"Kami memprediksi angka pertumbuhan kalau daya beli tidak bisa pulih, mungkin kemungkinan di bawah nol untuk kuartal kedua dan range minus satu dan plus satu persen di kuartal kedua ini," ujarnya, saat IG Live dengan CNBC Indonesia, Rabu (20/5/2020).
Kemungkinan itu menurut Sandi juga sudah terbaca oleh stakeholder terkait, terutama para pemangku kebijakan. Karena itu, menurutnya mulai ada revisi model kebijakan yang dilakukan secara lebih hati-hati.
Sandi bilang, kebutuhan pangan juga menjadi aspek penting yang harus dinomorsatukan. Sebab pada sektor ini, Sandi melihat adanya suatu distorsi.
"Terutama bahan pangan, karena kita menghadapi satu distorsi dari segi supply dan kita juga akan mengalami pemulihan dari sisi permintaan dan pasokan ini," beber Sandi.
Jika tak ditangani dengan baik, dia bilang, ketidakamanan pasokan pangan akan menimbulkan dampak buruk. Dia khawatir timbul sejumlah gejala yang berkaitan denngan ketersediaan pasokan pangan, dan gejolak harga.
"How to solve, menurut saya, satu leadership pemerintah memastikan supply aman dan model penangannnya jangan asal bapak senang. Karena saat ini inflasi rendah 0,8%, tapi kenapa harga tetap naik, kita harus menjaga stabilitas harga karena hidup masyarakat berat," tegasnya.
(gus) Next Article Sandi Buka-bukaan Soal COVID-19, dari UMKM hingga PDB Minus
"Kami memprediksi angka pertumbuhan kalau daya beli tidak bisa pulih, mungkin kemungkinan di bawah nol untuk kuartal kedua dan range minus satu dan plus satu persen di kuartal kedua ini," ujarnya, saat IG Live dengan CNBC Indonesia, Rabu (20/5/2020).
Kemungkinan itu menurut Sandi juga sudah terbaca oleh stakeholder terkait, terutama para pemangku kebijakan. Karena itu, menurutnya mulai ada revisi model kebijakan yang dilakukan secara lebih hati-hati.
"Terutama bahan pangan, karena kita menghadapi satu distorsi dari segi supply dan kita juga akan mengalami pemulihan dari sisi permintaan dan pasokan ini," beber Sandi.
Jika tak ditangani dengan baik, dia bilang, ketidakamanan pasokan pangan akan menimbulkan dampak buruk. Dia khawatir timbul sejumlah gejala yang berkaitan denngan ketersediaan pasokan pangan, dan gejolak harga.
"How to solve, menurut saya, satu leadership pemerintah memastikan supply aman dan model penangannnya jangan asal bapak senang. Karena saat ini inflasi rendah 0,8%, tapi kenapa harga tetap naik, kita harus menjaga stabilitas harga karena hidup masyarakat berat," tegasnya.
(gus) Next Article Sandi Buka-bukaan Soal COVID-19, dari UMKM hingga PDB Minus
Most Popular