Pasar Ramai di Mana-mana, Doni: Sekarang Saat yang Kritis!
20 May 2020 17:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, buka suara perihal pelanggaran PSBB yang dilakukan masyarakat. Seperti diketahui, jelang Lebaran, masyarakat tumpah ruah memadati pasar-pasar tradisional dalam membeli kebutuhan menyambut hari raya.
"Ini sangat benar. Kami juga prihatin. Saya sangat prihatin karena masih adanya masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Kalau kita dalam dua minggu terakhir sungguh-sungguh serius, maka apa yang tadi disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas, kurva (R0) yang 1 bisa turun ke 0 koma sekian, artinya tingkat risiko semakin kecil," kata Doni, Rabu (20/5/2020).
"Tetapi yang sangat kita khawatirkan apabila masyarakat masih kurang begitu peduli dengan risiko yang akan terjadi, masih ramai, masih sering kumpul-kumpul, masih sering melakukan aktivitas yang sebenarnya bisa ditahan, bisa dihindari. Ini adalah waktu yang krusial buat kita menjelang lebaran dan akhir lebaran, sekali lagi adalah saat-saat kritis," lanjutnya.
Menurut Doni, dua pekan terakhir adalah waktu terbaik apabila ingin memutus mata rantai penularan Covid-19 sekaligus memulai hidup baru.
"Energi, tenaga, biaya, waktu, kelelahan, sangat besar bahkan data yang disampaikan salah satu kementerian dan lembaga yang lapor ke presiden, 81% masyarakat kita ingin segera akhiri PSBB. Tetapi tidak mungkin bisa cabut PSBB apabila masyarakat masih belum patuh. Sekali lagi, tingkat kepatuhan penting sekali," katanya.
(miq/miq)
"Ini sangat benar. Kami juga prihatin. Saya sangat prihatin karena masih adanya masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Kalau kita dalam dua minggu terakhir sungguh-sungguh serius, maka apa yang tadi disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas, kurva (R0) yang 1 bisa turun ke 0 koma sekian, artinya tingkat risiko semakin kecil," kata Doni, Rabu (20/5/2020).
"Tetapi yang sangat kita khawatirkan apabila masyarakat masih kurang begitu peduli dengan risiko yang akan terjadi, masih ramai, masih sering kumpul-kumpul, masih sering melakukan aktivitas yang sebenarnya bisa ditahan, bisa dihindari. Ini adalah waktu yang krusial buat kita menjelang lebaran dan akhir lebaran, sekali lagi adalah saat-saat kritis," lanjutnya.
Menurut Doni, dua pekan terakhir adalah waktu terbaik apabila ingin memutus mata rantai penularan Covid-19 sekaligus memulai hidup baru.
"Energi, tenaga, biaya, waktu, kelelahan, sangat besar bahkan data yang disampaikan salah satu kementerian dan lembaga yang lapor ke presiden, 81% masyarakat kita ingin segera akhiri PSBB. Tetapi tidak mungkin bisa cabut PSBB apabila masyarakat masih belum patuh. Sekali lagi, tingkat kepatuhan penting sekali," katanya.
Artikel Selanjutnya
'Warga yang Tak Patuh PSBB akan Dihukum'
(miq/miq)