Internasional

Diremehkan Presiden, Kematian COVID-19 Brasil Tembus 17 Ribu

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 May 2020 11:37
Bolsonaro
Foto: Bolsonaro (Reuters/Nacho)
Jakarta, CNBC IndonesiaAngka kasus kematian akibat COVID-19 di Brasil meningkat tajam, Selasa (19/5/2020). Lonjakan kasus di Brasil terjadi ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setuju untuk meluncurkan penyelidikan atas asal usul COVID-19 di dunia.

Penyakit yang disebut sebagai "flu biasa" oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro, kini sudah menewaskan 1.179 orang dalam 24 jam terakhir. Ini pertama kalinya, jumlah angka harian kematian di Brasil melebihi 1.000 kasus dan menjadikan total warga tewas mencapai 17.983 jiwa.



Ini membuat Brasil ada di posisi ke-4 dengan kasus mencapai 271.885. Kasus diprediksi baru akan mencapai puncak awal Juni nanti.

Bolsonaro memang dianggap meremehkan COVID-19. Sang presiden bahkan bersitegang dengan 27 gubernur dan menteri kesehatan karena meminta dihentikan langkah social distancing guna menyelamatkan ekonomi negara itu.

Mengutip AFP, Rabu (20/5/2020), pemerintah Brasil disebut akan mengeluarkan panduan baru untuk mencegah makin banyaknya kasus COVID-19. Diantaranya memperluas penggunaan obat anti-malaria, klorokuin, yang disebut badan pengawas dan makanan AS obat keras yang berbahaya.

Selain Brasil, Chile juga melaporkan banyaknya lonjakan kasus. Di sisi lain, negara mulai mengerahkan tentara di lingkungan miskin di ibu kota Santiago akibat adanya protes keras dari masyarakat terhadap kekurangan makanan dan pengangguran yang diberikan negara.



Sebelumnya, para ahli memperingatkan bahwa masyarakat perlu tetap melakukan aturan jarak sosial sampai vaksin atau pengobatan yang layak ditemukan. Kini para peneliti dari seluruh negara sedang berlomba meneliti vaksin dan obat untuk virus tersebut.

Di China, para ilmuwan di Universitas Peking mengatakan mereka sedang mengembangkan obat yang dapat membantu menghentikan pandemi dengan menggunakan antibodi yang dapat menetralkan virus.

Selain merenggut banyak nyawa, penyakit COVID-19 ini juga merebut banyak aspek, termasuk ekonomi. Bank Dunia memperingatkan bahwa krisis mengancam akan mendorong sekitar 60 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem. Bank mengantisipasi kontraksi lima persen dalam ekonomi dunia tahun ini, dengan efek parah pada negara-negara termiskin.

Secara global, sudah ada 4.986.406 kasus terjangkit, dengan 324.911 kematian, dan 1.958.525 pasien sembuh per Rabu (20/5/2020), menurut data Worldometers.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Waduh, Presiden Brasil Dituduh Manipulasi Data COVID-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular