
Internasional
Johnson & Johnson Setop Penjualan Bedak Bayi di AS & Kanada
Redaksi, CNBC Indonesia
20 May 2020 06:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Johnson&Johnson mengumumkan akan menghentikan penjualan bedak talc Johnson's Baby Powder di Amerika Serikat (AS) dan Kanada, Selasa (19/5/2020). Perusahaan mengatakan, ini adalah bagian dari penilaian ulang portofolio produk konsumen yang dipicu oleh pandemi corona (COVID-19).
Penjualan akan dikurangi secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang. "Tapi pengecer masih bisa menjual persediaan yang ada," tulis Reuters, dikutip Rabu (20/5/2020).
Bisnis memiliki komposisi 0,5% dari bisnis kesehatan konsumen AS. Sebelumnya, J&J menghadapi 16 ribu lebih tuntutan konsumen.
Mereka mengklaim bedak Johnson's Baby Powder menyebabkan kanker. Dalam tuntutan hukumnya, mereka menuduh produk talc J&J terkontaminasi asbes.
J&J secara konsisten membela keamanan produk mereka. Perusahaan mengaku tidak menemukan kandungan asbes, meski badan pengawas obat dan makanan AS (FDA) menemukannya dalam jumlah tertentu.
"Permintaan Johnson's Baby Powder di Amerika Utara menurun drastis seiring dengan menurunnya kebiasaan konsumen dan banyaknya informasi yang salah diseputar keamanan produk," tulis J&J dalam sebuah pernyataan.
(sef/sef) Next Article Johnson and Johnson Mulai Kirim Vaksin Ke Uni Eropa
Penjualan akan dikurangi secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang. "Tapi pengecer masih bisa menjual persediaan yang ada," tulis Reuters, dikutip Rabu (20/5/2020).
Mereka mengklaim bedak Johnson's Baby Powder menyebabkan kanker. Dalam tuntutan hukumnya, mereka menuduh produk talc J&J terkontaminasi asbes.
J&J secara konsisten membela keamanan produk mereka. Perusahaan mengaku tidak menemukan kandungan asbes, meski badan pengawas obat dan makanan AS (FDA) menemukannya dalam jumlah tertentu.
"Permintaan Johnson's Baby Powder di Amerika Utara menurun drastis seiring dengan menurunnya kebiasaan konsumen dan banyaknya informasi yang salah diseputar keamanan produk," tulis J&J dalam sebuah pernyataan.
(sef/sef) Next Article Johnson and Johnson Mulai Kirim Vaksin Ke Uni Eropa
Most Popular