
Ada Kabar Kurang Sedap Vaksin Sekali Suntik Johnson & Johnson

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Johnson & Johnson (J&J) punya cerita yang tak mulus. Beberapa waktu lalu, vaksin itu pernah digadang jadi gamechanger namun ternyata sekarang memiliki jumlah serapan terendah di Eropa.
Ini berawal pada Maret, saat pasokan vaksin di Eropa mengalami krisis. Vaksin J&J yang hanya sekali suntik ini diklaim sebagai pengubah permainan.
"Vaksin dosis tunggal dapat membuat perbedaan dalam kecepatan peluncuran," kata Komisaris kesehatan Uni Eropa, Stella Kyriakides pada saat J&J mendapat persetujuan untuk digunakan di sana tanggal 11 Maret 2021 lalu.
Pilihan Redaksi |
Saat itu upaya vaksinasi sedang diperjuangkan, salah satunya karena ada pemotongan akses pada AstraZeneca. Suntikan J&J diharapkan tiba pada Awal April namun akhirnya ditunda selama dua minggu.
Meski begitu, pejabat UE masih optimis dengan J&J. "Vaksin akan mempercepat langkah di UE secara besar-besaran," kata anggota parlemen, Peter Liese pada 12 April lalu.
Sayangnya hanya berselang dua bulan setelah diluncurkan, vaksin dosis tunggal itu masalah pun bermunculan. J&J memiliki serapan terendah dari keempat vaksin yang ada dan disetujui di Eropa.
Masalah ini memiliki beberapa faktor, yakni mulai dari pasokan, keamanan, pengiriman dari saingan yang lebih baik serta strategi inokulasi negara. Dua bulan dari peluncuran hanya 12 juta dosis di Eropa dari 55 Juta dosis.
Uni Eropa hanya memberikan setengah dari dosis yang berikan yakni 6 juta dosis. Jumlah yang jauh lebih rendah dari AstraZeneca, sekitar 75% dari hampir 70 juta yang dikirimkan.
Selain itu Pfizer telah disuntikkan 90% dari sekitar 250 juta vaksin yang dikirimkan. Sementara dari 30 juta vaksin Moderna, Eropa telah menyuntikkan 85% diantaranya.
Uni Eropa akhirnya memutuskan tidak mengambil pesanan 100 juta dosis tambahan vaksin J&J. Sementara ini belum ada keputusan apakah akan melakukan yang kedua kalinya untuk 100 juta suntikan lagi yang gagal pada akhir Juni ini, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/6/2021).
Apabila vaksin J&J dipesan kemungkinan juga tidak akan digunakan untuk wilayah Uni Eropa. Sebab menurut sumber, dosis tambahan kemungkinan akan diberikan pada negara di luar wilayah itu.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Satu Lagi Senjata Lawan Covid Disetujui Penggunaannya