Warning Chatib Basri: RI tak Bisa 'Cetak Uang' Besar-besaran

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
19 May 2020 17:22
M Chatib basri Foto: Detikcom/ Ari Saputra
Foto: Chatib Basri (Foto: Detikcom/Ari Saputra)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Perwakilan Rakyat (RI) beberapa waktu lalu mengusulkan agar Bank Indonesia (BI) dan pemerintah melakukan cetak uang hingga Rp 600 triliun guna menekan dampakĀ Covid-19 terhadap ekonomi nasional. Terkait itu, ekonom senior yang juga mantan menteri keuangan Chatib Basri dalam sebuah diskusi secara virtual, Senin (19/05/2020), menyebut ada kerancuan di dalam pemahaman terkait cetak uang.

"Karena orang menggabungkan helicopter money, cetak uang. Secara konsep yang terjadi dengan QE itu bisa dilakukan di quantitative easing contohnya The Fed meningkatkan stimulus economy itu karena tingkat bunga udah 0. Jadi yang dilakukan dia membeli bond dari primary dealer dari perusahaan, secara balance sheet itu perusahaan perbankan itu ada uang tambahan, tapi masuknya ke reserve-nya jadi yang terjadi kelebihan reserve yang memungkinkan bank-bank memberikan pinjaman walau tingkat bunga 0," kata Chatib.

Menurut dia, QE dalam jumlah besar tidak bisa diterapkan pada negara seperti Indonesia kecuali negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) yang memiliki likuiditas dalam bentuk dolar, sehingga risiko inflasi cenderung tidak ada.

"Kalau rupiah itu bukan reserve currency, kalau nukar uang di Eropa di money changer juga tidak ada. Kalau negara seperi AS bisa melakukan, demand-nya juga besar sekali," kata Chatib.



Dengan kondisi turunnya agregat supply and demand saat ini, cetak uang dinilai mampu meningkatkan inflasi dan menimbulkan adanya supply shock. Namun, Chatib menyampaikan, jika memang opsi cetak uang dilakukan, maka BI dan pemerintah hanya bisa melakukan hal tersebut dengan jumlah yang terbatas.

"Ruang melakukan itu ada, tapi tidak banyak, jumlahnya harus terbatas. Karena aktivitas drop, alangkah baiknya jika uang dari QE yang disalurkan itu bentuknya money circulation. Jadi tidak langsung diberikan dan dibelanjakan. Bisa dikasih dengan opsi secara sirkulasi seperli lewat Bantuan Tunai Langsung (BLT)," ujar Chatib.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/miq) Next Article Kacaunya Data Ekonomi Indonesia Gara-gara Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular