
Dahlan: Ada BUMN Saking Jeleknya Kalah dengan Tukang Bakso
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
18 May 2020 12:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Dahlan Iskan mengaku merasa gagal ketika menjabat Menteri BUMN periode 2011-2014. Kegagalan itu terjadi terkait upayanya untuk mendorong adanya kemajuan perusahaan BUMN di bidang pangan. Pada zamannya, ada BUMN panganĀ kalah kinerjanya dengan bisnis swasta pedagang bakso.
"Sebetulnya, saya merasa gagal ketika menjadi menteri adalah ketika mendorong agar BUMN mempunyai perusahaan di bidang pangan yang se-raksasa-raksasanya," kata Dahlan Iskan dalam sebuah diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/20).
Kegagalan yang dirasakan Dahlan ini berangkat dari sebuah pemikiran bahwa BUMN merupakan perusahaan milik negara. Sedangkan pangan adalah aspek terpenting dalam ketahanan negara.
"Seharusnya jangan sampai BUMN di bidang pangan lebih kecil dibanding BUMN yang di bidang bisnis pada umumnya, yang semua orang sudah bisa melakukan. Ini betul-betul terbalik. Tetapi saya merasa gagal di sini, bahkan saya hampir saja menjadi korban di situ," urai mantan Dirut PLNĀ ini tanpa menjelaskan soal istilah 'korban'. Ia memang sempat tersangkut kasus hukum soal cetak sawah di Kalimantan.
Namun, Dahlan menyerukan bahwa pemikirannya harus terus dihidupkan. Dia menilai, agak memalukan jika BUMN kuat di bidang yang tidak terlalu terkait di bidang ketahanan negara, tetapi sangat lemah dalam bidang yang justru secara langsung terkait dengan kepentingan publik.
"Misalnya waktu itu saya sangat prihatin bahwa BUMN di bidang pangan kalah dengan bakso Blok S. Saking kecilnya dan saking jeleknya," urainya.
Dahlan melanjutkan, BUMN juga memalukan jika kalah bersaing terkait kemampuan ekspor. Menurutnya, ekspor adalah senjata yang sangat diperlukan oleh negara.
"Tetapi BUMN sangat lemah di bidang ekspor ini," beber pria kelahiran Magetan, Jawa Timur ini.
(hoi/hoi) Next Article BUMN RI Kalah dari Singapura, Ini Jawaban Dahlan Iskan
"Sebetulnya, saya merasa gagal ketika menjadi menteri adalah ketika mendorong agar BUMN mempunyai perusahaan di bidang pangan yang se-raksasa-raksasanya," kata Dahlan Iskan dalam sebuah diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/20).
Kegagalan yang dirasakan Dahlan ini berangkat dari sebuah pemikiran bahwa BUMN merupakan perusahaan milik negara. Sedangkan pangan adalah aspek terpenting dalam ketahanan negara.
"Seharusnya jangan sampai BUMN di bidang pangan lebih kecil dibanding BUMN yang di bidang bisnis pada umumnya, yang semua orang sudah bisa melakukan. Ini betul-betul terbalik. Tetapi saya merasa gagal di sini, bahkan saya hampir saja menjadi korban di situ," urai mantan Dirut PLNĀ ini tanpa menjelaskan soal istilah 'korban'. Ia memang sempat tersangkut kasus hukum soal cetak sawah di Kalimantan.
Namun, Dahlan menyerukan bahwa pemikirannya harus terus dihidupkan. Dia menilai, agak memalukan jika BUMN kuat di bidang yang tidak terlalu terkait di bidang ketahanan negara, tetapi sangat lemah dalam bidang yang justru secara langsung terkait dengan kepentingan publik.
"Misalnya waktu itu saya sangat prihatin bahwa BUMN di bidang pangan kalah dengan bakso Blok S. Saking kecilnya dan saking jeleknya," urainya.
Dahlan melanjutkan, BUMN juga memalukan jika kalah bersaing terkait kemampuan ekspor. Menurutnya, ekspor adalah senjata yang sangat diperlukan oleh negara.
"Tetapi BUMN sangat lemah di bidang ekspor ini," beber pria kelahiran Magetan, Jawa Timur ini.
(hoi/hoi) Next Article BUMN RI Kalah dari Singapura, Ini Jawaban Dahlan Iskan
Most Popular