Round Up

Kala Trump Kepincut Brebes, Pabrik AS di China Pindah ke RI

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 May 2020 11:02
Momen Jokowi dan Trump berbincang di KTT G20 Osaka Jepang, Juni 2019 (Instagram/Jokowi)
Foto: Momen Jokowi dan Trump berbincang di KTT G20 Osaka Jepang, Juni 2019 (Instagram/Jokowi)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, belakangan disebut-sebut jadi perbincangan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Hal ini bermula setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bercerita soal percakapan 'rahasia' antara kedua kepala negara itu.

Luhut mengatakan, RI sedang menyiapkan kawasan industri 4.000 hektar di Brebes, Jawa Tengah, untuk menampung rencana relokasi pabrik-pabrik AS dari China.

Itu merupakan peluang yang baru disadari RI di tengah merebaknya wabah corona (COVID-19). Menurut Luhut, karena adanya wabah corona (COVID-19), pemerintah Indonesia baru menyadari industri farmasi masih banyak mengandalkan impor. Hal ini juga yang jadi pembahasan Jokowi dan Donald Trump soal peluang investasi farmasi.

"Kami baru sadar betul kalau kita perlu obat-obatan, farmasi kami 90% impor," kata Luhut pekan lalu.

"Peluang dari kita adalah, sekarang kita ini kita mengorganisir diri kita ini reformasi menjadi diri kita yang lebih bagus," ujarnya.
 

Pernyataan itu disampaikan Luhut setelah tahun lalu Jokowi sempat kecewa berat karena peluang itu justru lebih banyak dimenangkan oleh Vietnam.

Menanggapi kabar ini, PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebagai pengembang Kawasan Industri Brebes (KIB) di Jawa Tengah menyatakan siap dalam menyambut sejumlah pabrik AS yang berencana merelokasi pabrik ke Brebes.

Namun, Direktur Operasi PT KIW, Achmad Fauzie Nur, sempat mengungkit pengalaman pahit Indonesia pada tahun 2019 lalu, tak ada satupun pabrik yang relokasi dari China ke Indonesia. Kini, untuk menarik perhatian investor pun tidak mudah, sejumlah negara lain sudah ancang-ancang memberikan kemudahan, dan lagi-lagi kuda hitamnya adalah Vietnam.

"Pemerintah India sudah ancang-ancang mengincar investor global yang mau hengkang keluar China. Apalagi, pemerintah Jepang kasih insentif perusahaan mereka yang mau keluar. Ketika keluar dari China, solusinya mau ke mana? Masa mau ke Vietnam semua? Indonesia harus ambil peran ini," katanya kepada CNBC Indonesia melalui zoom meeting dengan Direksi PT. KIW, Selasa.

Sejumlah alasan yang menyebabkan hengkangnya perusahaan China ke Vietnam adalah akibat persoalan harga lahan. Di sisi lain tanah di Indonesia masih dinilai lebih mahal. Upaya menyesuaikan harga akan coba dilakukan. Saat ini, nilai harga yang dipatok sedang melalui kajian dengan konsultan terkait.

"Nanti tanahnya akan akan berupa HPL (hak pengelolaan). Artinya nanti akan terhubung dengan PSAK 73 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) terkait sewa, jadi nanti perlakuan kita kalau sudah ada HPL, nanti kalau ada investasi, kita terbitkan HGB (Hak Guna Bangunan) yang jangka waktu tertentu," kata Fauzie.

Sementara itu Project Manager Kawasan Industri Brebes Abdul Muis menyebut akan melayani harga yang sekiranya ditetapkan Vietnam. Sehingga harganya berpotensi bersaing.

"Kawasan Industri Brebes nanti bisa disebut tempat industri ramah investasi, berapa harga Vietnam di sana, itu coba kita layani. Investasi harga murah terkait lahan, izin-izin yang lebih mudah," katanya.

Selain AS, ternyata ada negara maju lain yang diam-diam melirik RI buat relokasi pabrik.

Negara tersebut adalah Jepang, yang disebut-sebut tengah menyiapkan dana senilai 23,5 miliar Yen untuk merelokasi pabrik-pabrik mereka ke Asia Tenggara.

Ini diungkapkan oleh oleh Deputy Chief of Mission Embassy of Republic of Indonesia in Tokyo, Tri Purnajaya. Pabrik yang akan direlokasi di antaranya bergerak di sektor otomotif dan manufaktur.

Relokasi ini juga dipicu masalah pasokan komponen yang biasanya dari China, belakangan terganggu akibat COVID-19.

"Inisiatif ini dalam rangka membantu menghidupkan kembali pelaku industri otomotif yang terdampak pandemi Covid-19," katanya, melalui virtual meeting MarkPlus Industry Roundtable Automotive Industry Perspective, Jumat.

"Saya berharap agar sebagian perusahaan yang realokasi, jatuh ke Indonesia, karena saingan kita adalah Vietnam dan Thailand," tambahnya

Selain itu, Jepang juga telah mengalokasikan US$ 2 miliar dari paket stimulus ekonomi untuk membantu perusahaan yang mengalihkan produksinya dari China untuk kembali ke Jepang.

"Jika kita bisa mengatasi tantangan pandemi ini dan bisa memenuhi kriteria yang diharapkan Jepang, why not kita tarik lebih banyak. Jepang ini investasinya besar sekali dan Indonesia potensinya sangat besar dibanding Vietnam dan Thailand," paparnya.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Top! Brebes Disiapkan Jadi Lokasi Pindah Pabrik AS dari China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular