Guru Besar Unila: Waspada Risiko Defisit Beras di Musim Panen

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
15 May 2020 20:28
Tumpukan karung beras di Gudang Beras Bulog. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Tumpukan karung beras di Gudang Beras Bulog. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Masa tanam kedua tahun ini terdampak corona, produksi musim panen periode Agustus-September diperkirakan tidak akan begitu besar.

Pengamat pertanian Bustanul Arifin mewanti-wanti pemerintah untuk menyiapkan antisipasi untuk meminimalisir risiko defisit pangan di saat musim panen nanti. Langkah seperti impor beras mulai perlu dipertimbangkan.

"Saya menduga Agustus mulai tipis, tipis banget sekitar Oktober-November. Biasanya 4 bulan November, Desember, Januari, dan Februari kondisinya kita emang defisit. Kalau nggak punya stok kan bahaya," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (15/5).

Upaya melakukan impor pun saat ini sebenarnya tidak mudah. Mengingat sejumlah negara baru dan baru akan melakukan pelonggaran karantina wilayah, diantaranya dua negara impor Indonesia, yakni Vietnam dan Thailand.


Bustanul menilai Indonesia perlu melakukan penjajakan mulai saat ini, apalagi harga beras pun diperkirakan bakal naik seiring permintaan yang besar dari negara lainnya.

"Jajaki aja dulu. Ngga langsung datang besok kan. Kalau datang beberapa bulan ini, di musim panen  ganggu petani dong. Untuk jaga stok akhir tahun," katanya Wakil Ketua Umum Persatuan Ekonomi Pertanian (Perhepi) itu.

Di sisi lain, Presiden Jokowi pun sudah mengumumkan sejumlah daerah sedang defisit pangan. Diantaranya yang masuk perhitungan adalah beras. "Laporan yang saya terima, untuk stok beras defisit fi 7 provinsi," katanya akhir April lalu.

Jokowi menekankan kepada jajarannya untuk betul-betul menghitung secara berkala stok komoditas pangan strategis agar tidak terjadi kekurangan stok. Apalagi, di tengah wabah Covid-19.

"Saya ingin dilakukan hitungan yang cepat, assesment yang cepat terhadap kebutuhan bahan pokok setiap daerah, setiap provinsi, agar dihitung mana provinsi yang surplus, mana provinsi yang defisit, berapa produksinya, semuanya harus kita hitung," katanya.


[Gambas:Video CNBC]






(gus) Next Article Harga Beras Mulai Tanda-tanda Turun, BPS Ungkap 2 Penyebab Utama

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular