Ke China Melesat, Ini Top 5 Negara Tujuan Ekspor RI di April

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
15 May 2020 13:04
Efek berantai dari wabah virus corona di China sudah terasa dalam hal perdagangan khususnya rantai pasok bahan baku tekstil dan produk tekstil ke Indonesia. Produsen pakaian di dalam negeri yang selama ini bergantung dari kain dan pewarna dari China mulai kena dampaknya.

Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno yang juga pemilik pabrik pakaian dan tekstil, mengatakan baru-baru ini dampak virus corona sudah terasa terhadap pasokan barang. Saat ini proses produksi barang masih memakai stok yang lama, tapi untuk bahan baku bulan depan sudah mengkhawatirkan.  

Ada sebagian belum bisa berangkat dari China, produksi belum Stop. Karena bahan baku yang belum bisa berangkat untuk produksi bulan April.
Jenis barang Kain dan zat Pewarna,
Foto: Penjualan Busana (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat negara tujuan ekspor Indonesia selama April 2020 paling besar ke China. Dimana barang ekspor utamanya yang mengalami peningkatan adalah makanan olahan dari tepung dan juga barang dari plastik.

"Ekspor paling meningkat adalah ke China mencapai US$ 227,6 juta," ujar Kepala BPS Suhariyanto melalui teleconference, Jumat (15/5/2020).

Adapun lebih rinci, ekspor non migas ke China tercatat sebesar US$ 2,2 miliar atau meningkat US$ 227,6 juta dibandingkan Maret lalu yang tercatat US$ 1,98 miliar. Kemudian negara tujuan kedua adalah Jepang dengan nilai ekspor US$ 1,04 miliar atau turun US$ 100,3 juta dibandingkan Maret 2020.

Ketiga, ada ekspor ke Amerika Serikat sebesar US$ 1,29 miliar atau turun US$ 271,1 juta dibandingkan Maret sebesar US$ 1,56 miliar. Lalu ada ke India sebesar US$ 574 juta dan turun cukup dalam US$ 358,2 juta atau 38,42% dibandingkan Maret 2020 tercatat US$ 932,3 juta.



Negara tujuan ekspor kelima adalah Australia yang mengalami peningkatan US$ 14,5 juta atau 8,68% dari US$ 166,3 juta di Maret menjadi US$ 180 juta di April 2020.

"Ekspor April turun terbesar ke India, AS, Bangladesh, Malaysia dan Filipina," kata dia.

Sementara itu, komoditas yang mengalami peningkatan ekspor terbesar adalah logam mulai sebesar US$ 92,9 juta, pulp dari kayu US$ 50,9 juta, plastik dan barang dari plastik US$ 40,6 dan berbagai makanan olahan US$ 21,9 juta serta olahan dari tepung US$ 20,6 juta.

"Plastik dan barang dari plastik ekspor ke China, Jepang, AS. Ekspor berbagai makanan olahan juga masih meningkat dan olahan dari tepung yang ekspornya kita tujukan ke China, Malaysia, Filipina," jelasnya.

Sedangkan komoditas yang ekspornya turun adalah bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, lemak dan minyak hewan/nabati, pakaian dan aksesorisnya serta mesin dan peralatan mekanis.


(dru) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular