
Masih Berkilau! Emas Masuk Top 10 Andalan Ekspor di April
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
15 May 2020 12:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada April 2020 sebesar US$ 12,19 miliar. Dibandingkan dengan Maret 2020, ekspor tersebut turun tajam 13,33%, sedangkan dibandingkan April 2019 turun 7,02%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekspor turun karena melemahnya permintaan dan penurunan harga komoditas. Selain itu, ekspor migas juga turun 6,55% dan non migas turun 13,66%.
"Khusus untuk migas, catatannya adalah pada April 2020, tidak ada ekspor minyak mentah. Sementara nilai hasil minyaknya sebetulnya volume naik 26,4%. Tapi karena harga minyak yang turun tajam, itu sebabkan nilai hasil minyak turun 1,81%," ujarnya melalui teleconference, Jumat (15/5/2020).
Menurut sektornya, semua ekspor di bulan April dibandingkan Maret lalu mengalami koreksi baik pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan. Yang turun paling tajam adalah sektor pertambangan hingga 22,11% (mtm) dan 29,47% (yoy).
"Menurun cukup dalam dari Maret ke April di antaranya batubara, lignit, bijih tembaga dan bijh besi," kata dia.
Sedangkan komoditas sektor pertanian yang mengalami penurunan adalah tanaman obat aromatik dan rempah, buah-buahan tahunan dan sarang burung dan hasil hutan bukan kayu.
Kemudian, komoditas industri pengolahan yang mengalami penurunan adalah kendaraan bermotor roda empat dan lebih, pakaian jadi, konveksi dan tekstil, minyak kelapa dan besi dan baja.
Berikut 10 golongan utama barang yang di ekspor paling banyak selama April 2020:
1. Bahan bakar mineral US$ 1,45 miliar
2. Lemak dan minyak hewan/nabati US$ 1,46 miliar
3. Logam mulia, perhiasan/permata US$ 935,5 juta
4. Kendaraan dan bagiannya US$ 282,8 juta
5. Mesin dan peralatan mekanis US$ 357,1 juta
6. Pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) US$ 215,9 juta
7. Plastik dan barang dari plastik US$ 256,1 juta
8. Pulp dari kayu US$ 220,7 juta
9. Berbagai makanan olahan US$ 118,2 juta
10. Olahan dari tepung US$ 100,4 juta.
(dru) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekspor turun karena melemahnya permintaan dan penurunan harga komoditas. Selain itu, ekspor migas juga turun 6,55% dan non migas turun 13,66%.
"Khusus untuk migas, catatannya adalah pada April 2020, tidak ada ekspor minyak mentah. Sementara nilai hasil minyaknya sebetulnya volume naik 26,4%. Tapi karena harga minyak yang turun tajam, itu sebabkan nilai hasil minyak turun 1,81%," ujarnya melalui teleconference, Jumat (15/5/2020).
"Menurun cukup dalam dari Maret ke April di antaranya batubara, lignit, bijih tembaga dan bijh besi," kata dia.
Sedangkan komoditas sektor pertanian yang mengalami penurunan adalah tanaman obat aromatik dan rempah, buah-buahan tahunan dan sarang burung dan hasil hutan bukan kayu.
Kemudian, komoditas industri pengolahan yang mengalami penurunan adalah kendaraan bermotor roda empat dan lebih, pakaian jadi, konveksi dan tekstil, minyak kelapa dan besi dan baja.
Berikut 10 golongan utama barang yang di ekspor paling banyak selama April 2020:
1. Bahan bakar mineral US$ 1,45 miliar
2. Lemak dan minyak hewan/nabati US$ 1,46 miliar
3. Logam mulia, perhiasan/permata US$ 935,5 juta
4. Kendaraan dan bagiannya US$ 282,8 juta
5. Mesin dan peralatan mekanis US$ 357,1 juta
6. Pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) US$ 215,9 juta
7. Plastik dan barang dari plastik US$ 256,1 juta
8. Pulp dari kayu US$ 220,7 juta
9. Berbagai makanan olahan US$ 118,2 juta
10. Olahan dari tepung US$ 100,4 juta.
(dru) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Most Popular