
Duh, Utang Luar Negeri BUMN Bengkak Akibat Infeksi Corona!
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 May 2020 16:06

Salah satu BUMN sekaligus emiten di sektor maskapai penerbangan RI yakni Garuda Indonesia juga dibebani oleh utang. Ketika pendapatan maskapai penerbangan anjlok akibat susutnya penumpang pesawat, emiten berkode saham GIAA harus membayar Sukuk global senilai US$ 500 juta yang bakal jatuh tempo pada Juni nanti.
Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung dan mudik dilarang, Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan potensi pendapatan yang hilang dari sektor maskapai penerbangan mencapai Rp 11,4 trilun,
Baca : 'Mudik Dilarang, Uang Maskapai Rp 11 Triliun Ikut Hilang'
Garuda pun kesulitan membayar utangnya sehingga harus bernegosiasi dengan investor pemegang sukuknya. Tak tanggung-tanggung, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun turun tangan, berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk membantu keuangan Garuda, terutama dalam membayar utang yang jatuh tempo tahun ini.
Ujungnya, pemerintah berencana merogoh kas negara senilai Rp 8,5 triliun. Ini bukan dana talangan (bailout) dari pemerintah kepada perusahaan tersebut melainkan, pinjaman yang harus dikembalikan. Hal ini disampaikan langsung oleh Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga kepada CNBC Indonesia.
"Yang bener kan ada penundaan pembayaran dan restrukturisasi global sukuk US$ 500 juta (ini tidak ada dukungan pemerintah, alias B2B). Dan skema dana talangan Rp 8,5 triliun yang masih dalam pembicaraam mekanismenya. Dana talangan ini dalam bentuk pinjaman yang harus dikembalikan kepada pemerintah," kata Arya, Kamis (14/5/2020).
Selain sektor penerbangan, pandemi Covid-19 juga berdampak ke sektor lain. Salah satunya adalah sektor konstruksi. Fokus semua pihak saat ini adalah menangani wabah Covid-19. Hal ini berpotensi membuat kontrak baru untuk semester pertama tahun ini menurun. PSBB juga berpeluang berbagai proyek pemerintah maupun swasta tertunda.
Hal ini tentu berdampak pada pendapatan duo BUMN Karya yakni WSKT dan WIKA. Dua emiten ini juga tengah disorot lantaran utangnya yang besar. Ambisi mega infrastruktur pemerintah yang terganggu akibat virus berukuran mikroskopik ini memukul arus kas mereka.
Bagaimana perusahaan pelat merah itu mampu mengelola utang luar negerinya di tengah tantangan pandemi, inilah pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan segera sebelum berharap BUMN bisa kembali menjadi motor penggerak perekonomian bangsa.
Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung dan mudik dilarang, Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan potensi pendapatan yang hilang dari sektor maskapai penerbangan mencapai Rp 11,4 trilun,
Baca : 'Mudik Dilarang, Uang Maskapai Rp 11 Triliun Ikut Hilang'
Ujungnya, pemerintah berencana merogoh kas negara senilai Rp 8,5 triliun. Ini bukan dana talangan (bailout) dari pemerintah kepada perusahaan tersebut melainkan, pinjaman yang harus dikembalikan. Hal ini disampaikan langsung oleh Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga kepada CNBC Indonesia.
"Yang bener kan ada penundaan pembayaran dan restrukturisasi global sukuk US$ 500 juta (ini tidak ada dukungan pemerintah, alias B2B). Dan skema dana talangan Rp 8,5 triliun yang masih dalam pembicaraam mekanismenya. Dana talangan ini dalam bentuk pinjaman yang harus dikembalikan kepada pemerintah," kata Arya, Kamis (14/5/2020).
Selain sektor penerbangan, pandemi Covid-19 juga berdampak ke sektor lain. Salah satunya adalah sektor konstruksi. Fokus semua pihak saat ini adalah menangani wabah Covid-19. Hal ini berpotensi membuat kontrak baru untuk semester pertama tahun ini menurun. PSBB juga berpeluang berbagai proyek pemerintah maupun swasta tertunda.
Hal ini tentu berdampak pada pendapatan duo BUMN Karya yakni WSKT dan WIKA. Dua emiten ini juga tengah disorot lantaran utangnya yang besar. Ambisi mega infrastruktur pemerintah yang terganggu akibat virus berukuran mikroskopik ini memukul arus kas mereka.
Bagaimana perusahaan pelat merah itu mampu mengelola utang luar negerinya di tengah tantangan pandemi, inilah pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan segera sebelum berharap BUMN bisa kembali menjadi motor penggerak perekonomian bangsa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Pages
Most Popular