
Ganjar Akui Distribusi Bansos Bermasalah, Ini Strateginya
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
14 May 2020 21:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Demi meringankan dampak pandemi corona (Covid-19) kepada masyarakat kurang mampu pemerintah membagikan bantuan sosial secara langsung. Sayangnya di berbagai daerah banyak yang bantuan sosialnya tidak tepat sasaran.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan terkait permasalahan bantuan sosial, dialami oleh semua wilayah. Bantuan sosial ini menurutnya banyak, ada yang program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan bon tunai (BPNT) di mana bantuan ini sudah disalurkan sebelum ada Covid-19.
"Diperluas lagi bantuan Kemensos dan Dana Desa, data akan kita perbaiki. Ada yang punya mobil kita evaluasi," ungkapnya saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis, (14/05/2020).
Ia mengatakan pihaknya saat ini betul-betul berupaya agar Dinas Sosial mencari data yang terintegrasi. Agar bisa mencukupi dan tidak semua minta bantuan ke atas, ia membuat program Jogo Tonggo.
Jogo Tonggo memiliki arti saling menjaga tetangga, maksudnya tolong menolong dengan tetangga yang didasari dengan rasa kemanusiaan. Mereka akan diajari untuk mandiri, seperti bercocok tanam, beternak, untuk menutupi mereka yang tidak dapat bantuan.
"Ini berjalan satu minggu kita minta pengalaman tiap RW tiap Desa. Lumayan mulai bergerak dan ada parisipasi dari masyarakat sipil. Rasa kemanusiaan dan kebersamaam yang kita dorong," tuturnya.
Dalam memberikan bantuan, Ganjar tidak hanya terpaku pada warganya yang ada di Jawa Tengah, namun juga yang memilih tidak mudik dan tinggal di kawasan Jabodetabek.
Ia menyebut anggaran untuk warganya yang ada di Jabodetabek sebesar Rp 18 miliar, bagi 27.400 keluarga, sementara yang mendaftar ada 68.000, jumlah ini akan terus diverifikasi dan diperkirakan akan bertambah.
"Kita dorong agar ada sumbangan dari tempat lain karena tidak cukup. Ada donatur, CSR, dan dari warga banyak juga," tuturnya.
(gus) Next Article Dampak Corona ke Industri di Jateng, Ini Langkah Ganjar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan terkait permasalahan bantuan sosial, dialami oleh semua wilayah. Bantuan sosial ini menurutnya banyak, ada yang program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan bon tunai (BPNT) di mana bantuan ini sudah disalurkan sebelum ada Covid-19.
"Diperluas lagi bantuan Kemensos dan Dana Desa, data akan kita perbaiki. Ada yang punya mobil kita evaluasi," ungkapnya saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis, (14/05/2020).
Jogo Tonggo memiliki arti saling menjaga tetangga, maksudnya tolong menolong dengan tetangga yang didasari dengan rasa kemanusiaan. Mereka akan diajari untuk mandiri, seperti bercocok tanam, beternak, untuk menutupi mereka yang tidak dapat bantuan.
"Ini berjalan satu minggu kita minta pengalaman tiap RW tiap Desa. Lumayan mulai bergerak dan ada parisipasi dari masyarakat sipil. Rasa kemanusiaan dan kebersamaam yang kita dorong," tuturnya.
Dalam memberikan bantuan, Ganjar tidak hanya terpaku pada warganya yang ada di Jawa Tengah, namun juga yang memilih tidak mudik dan tinggal di kawasan Jabodetabek.
Ia menyebut anggaran untuk warganya yang ada di Jabodetabek sebesar Rp 18 miliar, bagi 27.400 keluarga, sementara yang mendaftar ada 68.000, jumlah ini akan terus diverifikasi dan diperkirakan akan bertambah.
"Kita dorong agar ada sumbangan dari tempat lain karena tidak cukup. Ada donatur, CSR, dan dari warga banyak juga," tuturnya.
(gus) Next Article Dampak Corona ke Industri di Jateng, Ini Langkah Ganjar
Most Popular