Perang Lawan Corona, Siapa Menang Duluan? Indonesia-kah?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
13 May 2020 16:22
Morgan Stanley
Foto: Morgan Stanley (REUTERS/Mike Segar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia saat ini sedang berperang melawan musuh benama virus corona (COVID-19). Saking saktinya musuh ini ekonomi global pun dibuatnya luluh lantak. Barang siapa yang pulih terlebih dahulu dialah sang pemenang. Namun siapakah dia? Mari kita ulas!

Bank investasi kenamaan asal Amerika Serikat (AS) Morgan Stanley (MS) dua hari lalu merilis sebuah laporan yang bertajuk negara mana yang pulih terlebih dahulu setelah terjangkit COVID-19. Dalam kajiannya, MS mengevaluasi tiga hal sebelum mengambil kesimpulan tentang kemungkinan siapa yang bakal jadi jawara dalam peperangan akbar ini. 



Tiga hal yang disorot MS untuk melihat siapakah yang jadi pemenang, runner up hingga the laggard untuk beberapa negara kawasan Asia adalah : 1) seberapa terpapar ekonomi negara tersebut ke resesi global ; 2) bagaimana negara tersebut menangani pandemi dan 3) ruang dan stimulus baik dari sisi fiskal maupun moneter yang digelontorkan untuk menyelamatkan perekonomian.

MS mengkaji 10 negara Benua Kuning yang terdiri dari China, Filipina, Hong Kong, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Thailand dan Singapura atau dikenal dengan sebutan Asia ex Japan (AxJ). Lantas dari kesepuluh negara tersebut siapakah yang bakal keluar jadi pemenang versi MS? Langsung saja kita bahas setiap poinnya.



Eksposur pada Resesi Global

MS memperkirakan perekonomian dunia akan mengalami penurunan sebesar 3,2% (yoy) tahun ini. Resesi global akibat pandemi COVID-19 akan memasuki tahap terparahnya pada kuartal II-2020. Negara-negara yang berorientasi ekspor tinggi, ekonominya ditopang oleh komoditas dan sektor pariwisata cenderung memiliki risiko tinggi untuk pulih paling akhir.

Dari perspektif top down, negara-negara seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, Taiwan, Thailand dan Korea cenderung export oriented. Sementara untuk Indonesia, China, India dan Filipina ekonominya cenderung ditopang oleh permintaan domestik. 



"Gejolak yang terjadi pada perdagangan global cenderung membuat volatilitas cenderung akan lebih terasa bagi negara-negara yang bertumpu pada ekspor terutama untuk negara kecil dan yang lebih terbuka" tulis MS.

Sektor pariwisata merupakan sektor yang pulih paling akhir jika mengacu pada laporan MS. Tentu hal ini akan memberatkan ekonomi negara Asia yang juga bertumpu pada sektor pariwisata seperti Hong Kong dan Thailand yang kontribusi pendapatan pariwisatanya mencapai 9-12% dari PDB. 



Ekonomi negara-negara yang masih bertumpu dengan komoditas seperti Malaysia dan Indonesia juga sangat rentan dengan jatuhnya harga minyak dan komoditas lain terutama untuk komoditas substitusi energi tersebut.

Sampai di sini kita melihat bahwa untuk bertahan dari gempuran yang keras dari global setiap negara di Asia yang disorot MS memiliki tantangannya masing-masing.

[Gambas:Video CNBC]



Respons Pengendalian Covid-19 di Berbagai Negara

Faktor kedua yang dievaluasi oleh MS adalah bagaimana penanganan wabah di AxJ. Wabah COVID-19 menjangkiti AxJ dalam empat gelombang. Gelombang pertama melanda China yang mencapai puncaknya terjadi pada 20 Februari lalu.

Wabah kemudian menjalar ke negara tetangga yakni Korea Selatan. Puncak lonjakan kasus terjadi di awal Maret dan membuat Korea Selatan menjadi negara kedua yang terjangkiti COVID-19 di AxJ.

Gelombang ketiga dialami oleh Taiwan, Hong Kong, Thailand dan Malaysia yang tertinggal 2-4 minggu dari Korea Selatan. Puncak pertambahan jumlah kasus harian di empat negara ini teramati pada akhir Maret lalu. 

India, Indonesia, Singapura dan Filipina merupakan negara-negara yang terjangkit COVID-19 pada gelombang terakhir yakni keempat. Sampai saat ini keempat negara ini masih belum menunjukkan mencapai fase puncak epidemi. 

Secara umum ada dua pendekatan yang diambil oleh negara-negara AxJ untuk menangani wabah. Ada yang menerapkan karantina wilayah (lockdown) secara ketat seperti China, Malaysia, India & Filipina.

Ada juga yang menerapkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing) yang lebih longgar seperti Korea Selatan. MS menggarisbawahi bahwa negara AxJ yang mengimplementasikan lockdown dampak ekonominya terasa lebih signifikan. Harap maklum lockdown membuat roda ekonomi dipaksa berputar melambat bahkan nyaris berhenti.

Sejauh ini negara-negara yang terbukti berhasil menekan laju pertambahan kasus adalah China, Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan. Sementara Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina cenderung mencatatkan hasil yang tidak bagus-bagus amat tetapi juga tidak jelek (berada di tengah). 

Indonesia dan India menjadi negara yang tertinggal karena kasusnya belum mencapai puncak. MS memperkirakan epidemi ini memuncak pada kuartal II-2020. Jika lewat tenggat waktu ini maka jelas dmpak ekonominya akan semakin berat.

Ruang & Stimulus Fiskal serta Moneter

Faktor terakhir yang dikaji oleh MS adalah seberapa besar ruang fiskal dan moneter suatu negara terkait besarnya stimulus yang digelontorkan. Secara umum bank-bank sentral AxJ telah memangkas 25-125 bps suku bunga acuannya sejak awal tahun ini. MS melihat masih ada peluang bank-bank sentral akan kembali memangkas suku bunganya sebesar 20-50 bps hingga akhir tahun 2020.



Sementara itu dari sisi ruang fiskal. Defisit anggaran sudah pasti akan dilebarkan. MS mencatat defisit fiskal di AxJ cenderung dilebarkan dari 7,8% PDB pada 2019 menjadi 10,3% PDB pada tahun ini.



Indonesia dan India kembali disorot dalam laporan tersebut. India disorot karena rasio utang yang tinggi mencapai 70% PDB dan Indonesia yang disorot karena defisit transaksi berjalan dan tingginya rasio deposito terhadap kredit (LDR). Jadi secara umum untuk poin ini India dan Indonesia memiliki ruang kebijakan yang lebih sempit.
Merangkum semuanya, MS membagi negara-negara AxJ ke dalam empat kelompok. Pembagian kelompok tersebut didasarkan pada kecepatan pemulihan ekonomi masing-masing negara dari yang tercepat (jawara) hingga yang paling lambat (the laggard). 

Sang Jawara : China

MS menetapkan China sebagai jawara dalam peperangan melawan COVID-19 karena Negeri Panda menjadi negara yang paling awal terjangkit dan lepas dari belenggu COVID-19. Selain itu ekonomi China yang lebih ditopang oleh permintaan domestik membuatnya cukup tahan dari gempuran global. MS memperkirakan ekonomi China akan kembali pulih ke tahap sebelum COVID-19 pada kuartal III-2020.

Runner Up : Filipina, Indonesia & India

Di posisi kedua ada Filipina, Indonesia dan India yang diperkirakan ekonominya pulih segera mengingat ketiga negara ini cenderung ditopang oleh permintaan domestik sehingga relatif resisten dari gejolak eksternal dibandingkan AxJ yang lain.

Namun MS menggarisbawahi ketiga negara ini bakal jadi runner up dengan asumsi wabah akan mencapai puncak pada kuartal kedua tahun ini. Jika wabah terus merebak melampaui kuartal II-2020, dengan segala kebijakan yang kurang efektif hingga segala keterbatasan fiskal maka negara-negara ini akan pulih lebih lama dari kelompok ketiga.

Juara Harapan : Korea & Taiwan

Taiwan dan Korea Selatan bisa dibilang berhasil dalam menekan jumlah kasus hingga mengalami perlambatan pertambahan infeksi harian yang signifikan. Namun karena ekonominya bertumpu pada ekspor yang sensitif terhadap gejolak permintaan global.

The Laggards : Thailand, Malaysia, Hong Kong & Singapura

Thailand, Malaysia dan Singapura merupakan negara-negara yang mengimplementasikan lockdown. Selain itu keempat negara ini ekonominya juga cenderung bertumpu pada ekspor yang sensitif terhadap gejolak eksternal terkait permintaan global sehingga kena double hit dan pulih paling lambat. MS memperkirakan ekonomi keempat negara ini baru akan pulih pada kuartal pertama tahun depan.

Indonesia memang dinobatkan sebagai jawara kedua alias runner up. Namun jangan senang dulu! Jika wabah tak segera mereda dan semakin lama merebak, maka label juara II akan segera tercoret dan Indonesia bisa jadi the laggards (semoga tidak..aminnnn). Untuk itu sekarang fokusnya harus jelas dan tegas yakni bagaimana menekan jumlah pertambahan kasus. 





TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular