Simak Dulu, Begini Runyamnya Urusan Harga BBM di RI

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 May 2020 10:04
Lalu Lintas di Jakarta (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Lalu Lintas di Jakarta (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Bicara harga premium, maka kita juga harus memperhatikan data lain yang menunjukkan kebijakan harga Pertamina. Meski sepanjang tahun ini terhitung harga BBM non-subsidi turun “hanya” 10%, harga BBM jenis premium yang menyumbang separuh konsumsi nasional itu tak berubah dalam 3 tahun terakhir.

Harga Pertalite, di sisi lain tidak pernah naik dalam kurun waktu setahun terakhir meski harga minyak mentah sempat menguat. Pada tahun 2019, harga minyak Brent dan WTI naik sebesar 22,7% dan 34,4% secara tahunan. Namun harga pertalite, dan juga premium, tak berubah.

Perlu diketahui, pemerintah saat ini hanya menyubsidi solar, sedangkan premium dan pertalite menjadi beban Pertamina dari sisi arus kas (cashflow). Pemerintah memang akan memberikan kompensasi pada akhir tahun, tetapi cashflow tidak menunggu akhir tahun.

qSumber: Pertamina

Mantan Gubernur Indonesia untuk OPEC (2015-2016) Widhyawan Prawiraatmadja menilai arus kas Pertamina sangat terbebani karena menjual premium dan pertalite sebagai bagian dari fungsi public service obligation (PSO) yang harus dijalaninya.

Selama ini, pemerintah menyubsidi premium dengan skema kompensasi yang dibayarkan tahun buku berikutnya setelah audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sebelum kompensasi diberikan, Pertamina lah yang pasang badan dengan menombok demi menjaga ‘BBM murah’ bagi rakyat.

Di sisi lain, pertalite tidak mendapatkan subsidi tetapi harganya harus menyesuaikan premium. Padahal menurut hitungan bisnis semestinya harga pertalite juga naik turun mengikuti harga minyak dunia. "Pertamina untuk Pertalite subsidi sekitar Rp 4- 8 triliun per tahun. Ini nggak sehat," papar Widhyawan.

Kondisi kian runyam karena Pertamina harus menghadapi tekanan depresiasi kurs yang dibarengi dengan pelemahan konsumsi BBM selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penurunan terutama terjadi pada konsumsi bensin jens RON 92, yang menjadi sumber penerimaan Pertamina dari sektor hilir.

Sudah Adilkah Pertamina terhadap Konsumennya?Sumber: Pertamina

Dengan penurunan konsumsi BBM, dan harga premium yang tidak naik bertahun-tahun meski paling banyak dikonsumsi masyarakat, maka seruan penurunan harga BBM di tengah arah kenaikan harga minyak dunia bisa jadi malah bikin runyam keuangan Pertamina dan negara. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/gus)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular