
Sri Mulyani Tetapkan Defisit APBN di 2021 Capai 4,17%
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
12 May 2020 16:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI).
Dalam KEM RAPBN 2021 ini, pemerintah memproyeksi defisit anggaran akan melebar hingga 4%. Dimana, defisit anggaran tahun delan dipatok 3,21%-4,17 terhadap PDB. Kemudian, rasio utang di kisaran 36,67%-37,97% terhadap PDB.
Defisit pembiayaan lebih dari 3% ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) nomor 1 tahun 2020 yang memperbolehkan defisit anggaran hingga 5% akibat penanganan Covid-19.
"Hal ini mengingat, kebijakan fiskal menjadi instrumen yang sangat strategis dan vital dalam proses pemulihan ekonomi," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (12/5/2020).
Namun, meski demikian Sri Mulyani mengatakan akan tetap berhati-hati dalam menambah utang guna membiayai defisit anggaran tersebut.
"Pembiayaan akan dilakukan secara terukur dan berhati-hati dengan terus menjaga sumber-sumber pembiayaan yang berkelanjutan (sustainable) agar rasio utang terjaga dalam batas aman," kata dia.
Selain itu, dalam KEM RAPBN tersebut, pemerintah juga menetapkan pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan sebesar 4,5%-5,5%. Pertumbuhan ini diyakini bisa dicapai karena fokus pemerintah saat ini hingga tahun depan adalah pemulihan perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19.
(dru) Next Article Sri Mulyani, Defisit Dramatis APBN & Beban 10 Tahun ke Depan
Dalam KEM RAPBN 2021 ini, pemerintah memproyeksi defisit anggaran akan melebar hingga 4%. Dimana, defisit anggaran tahun delan dipatok 3,21%-4,17 terhadap PDB. Kemudian, rasio utang di kisaran 36,67%-37,97% terhadap PDB.
Defisit pembiayaan lebih dari 3% ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) nomor 1 tahun 2020 yang memperbolehkan defisit anggaran hingga 5% akibat penanganan Covid-19.
Namun, meski demikian Sri Mulyani mengatakan akan tetap berhati-hati dalam menambah utang guna membiayai defisit anggaran tersebut.
"Pembiayaan akan dilakukan secara terukur dan berhati-hati dengan terus menjaga sumber-sumber pembiayaan yang berkelanjutan (sustainable) agar rasio utang terjaga dalam batas aman," kata dia.
Selain itu, dalam KEM RAPBN tersebut, pemerintah juga menetapkan pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan sebesar 4,5%-5,5%. Pertumbuhan ini diyakini bisa dicapai karena fokus pemerintah saat ini hingga tahun depan adalah pemulihan perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19.
(dru) Next Article Sri Mulyani, Defisit Dramatis APBN & Beban 10 Tahun ke Depan
Most Popular