
Tok! Ini Asumsi Makro 2021, Rupiah Bisa ke Rp 15.300/US$
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
12 May 2020 15:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan kembali di atas 5%. Hal ini terlihat dari optimisme yang ditetapkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (RAPBN) 2021.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kebijakan pemerintah untuk tahun akan fokus dalam pemulihan ekonomi akibat dari pandemi Covid-19.
"Fokus pembangunan ini diharapkan mampu menghidupkan kembali mesin ekonomi nasional yang sedang menghadapi tantangan Covid-19 dan dalam momentum pertumbuhan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang berlangsung," ujarnya di gedung DPR RI, Selasa (12/5/2020).
Dengan kebijakan fiskal yang fokus ini maka diharapkan bisa kembali mendorong perekonomian lebih baik. Oleh karenanya, do RAPBN 2021 pemerintah mematok perekonomian bisa tumbuh hingga 5,5%.
Namun, ia menegaskan pemerintah tetap mempertimbangkan segala risiko dan ketidakpastian yang ada, serta potensi pemulihan ekonomi global dan nasional di tahun depan.
Berikut asumsi ekonomi makro dalam RAPBN 2021:
Sementara itu belanja dan reformasi penganggaran, belanja negara di tahun 2021 diprakirakan berada dalam kisaran 13,11%-15,17% terhadap PDB. Kemudian, rasio perpajakan tahun 2021 diprakirakan dalam kisaran 8,25%-8,63% terhadap PDB.
Selanjutnya, defisit pada 2021 ditetapkan di kisaran 3,21%-4,17% terhadap PDB serta rasio utang di kisaran 36,67%-37,97% terhadap PDB.
"Besaran pembiayaan defisit di atas 3% ini mengacu kepada Perppu Nomor 1/2020, agar proses pemulihan berjalan secara bertahap dan tidak mengalami hard landing yang berpotensi memberikan guncangan bagi perekonomian," tegasnya.
(dru) Next Article Berkerudung, Ini Gaya Sri Mulyani Ketika Sowan ke Kantor PBNU
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kebijakan pemerintah untuk tahun akan fokus dalam pemulihan ekonomi akibat dari pandemi Covid-19.
"Fokus pembangunan ini diharapkan mampu menghidupkan kembali mesin ekonomi nasional yang sedang menghadapi tantangan Covid-19 dan dalam momentum pertumbuhan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang berlangsung," ujarnya di gedung DPR RI, Selasa (12/5/2020).
Namun, ia menegaskan pemerintah tetap mempertimbangkan segala risiko dan ketidakpastian yang ada, serta potensi pemulihan ekonomi global dan nasional di tahun depan.
Berikut asumsi ekonomi makro dalam RAPBN 2021:
- Pertumbuhan ekonomi 4,5%-5,5%
- Inflasi 2,0%-4,0%
- Tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6,67%-9,56%
- Nilai tukar Rupiah Rp 14.900-Rp15.300/US$
- Harga minyak mentah Indonesia US$ 40-50/barel
- Lifting minyak bumi 677-737 ribu barel per hari
- Lifting gas bumi 1.085-1.173 ribu barel setara minyak per hari.
Sementara itu belanja dan reformasi penganggaran, belanja negara di tahun 2021 diprakirakan berada dalam kisaran 13,11%-15,17% terhadap PDB. Kemudian, rasio perpajakan tahun 2021 diprakirakan dalam kisaran 8,25%-8,63% terhadap PDB.
Selanjutnya, defisit pada 2021 ditetapkan di kisaran 3,21%-4,17% terhadap PDB serta rasio utang di kisaran 36,67%-37,97% terhadap PDB.
"Besaran pembiayaan defisit di atas 3% ini mengacu kepada Perppu Nomor 1/2020, agar proses pemulihan berjalan secara bertahap dan tidak mengalami hard landing yang berpotensi memberikan guncangan bagi perekonomian," tegasnya.
(dru) Next Article Berkerudung, Ini Gaya Sri Mulyani Ketika Sowan ke Kantor PBNU
Most Popular