
Internasional
Awas Perang Dagang Baru, China Setop Impor Australia
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 May 2020 14:09

Jakarta, CNBC Indonesia - China menangguhkan impor dari empat pemasok daging sapi utama Australia, Selasa (12/5/2020). Hal ini terjadi beberapa minggu setelah pejabat China di negara Kanguru mengancam pemboikotan komoditas Australia karena mendesak penyelidikan asal usul virus corona (COVID-19).
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan penghentian itu terkait isu kesehatan dan sertifikasi. Tapi, ia mengaku kecewa dengan keputusan itu.
"Kami khawatir bahwa penangguhan tersebut didasari masalah yang sangat teknis, di mana beberapa kasus terjadi lebih dari setahun lalu," katanya dikutip AFP.
"Kami akan bekerja dengan industri dan otoritas di Australia dan China untuk mencari solusi yang memungkinkan bisnis ini berjalan normal sesegera mungkin."
Empat pemasok itu antara lain Kilcoy Pastoral Company, Beef City, Dinmore dan Northern Cooperative Meat Company. Keempat pemasok itu menghasilkan sekitar 35% dari ekspor daging Australia ke China, nilainya mencapai US$ 1,1 miliar.
Bukan hanya daging, China juga dikabarkan tengah mengkaji kenaikan bea masuk pada gandum Australia, sebesar 73,6%. China menuding Australia melakukan dumping.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan Australian Financial Review yang diterbitkan Minggu (26/4/2020), Duta Besar China Cheng Jingye menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Australia yang mendukung investigasi COVID-19 di laboratorium Wuhan.
"Publik China frustasi, kecewa dan kecewa dengan apa yang sedang dilakukan Australia sekarang," kata Cheng.
"Jika sesuatu berubah menjadi lebih buruk, maka orang akan berpikir 'mengapa kita harus pergi ke negara yang tidak bersahabat dengan China?' ... Mengapa kita harus minum anggur Australia? Makan daging sapi Australia?."
Cheng juga memberi peringatan soal aliran masuk mahasiswa China ke Australia, yang ternyata menjadi sumber pendapatan negara itu. "Orang tua siswa juga akan berpikir apakah tempat yang mereka temukan (untuk menimba ilmu) ramah, atau bermusuhan," ujarnya.
Hubungan Australia dan China memang tegang sejak 2018 lalu. Di 2019, China juga sempat memperingatkan Australia karena kritik pada penanganan etnis Uighur di Xinjiang.
Dari data Parliament of Australia, China adalah pasar bagi sejumlah komoditas Australia. Seperti bahan wol, gandum, termasuk sejumlah batu bara, biji besi dan gas.
China juga menjadi pasar bagi sejumlah produk manufaktur yang komplek seperti perangkat medis dan pariwisata. Namun dari segi investasi, proporsi China hanya 3% dari seluruh total investasi asing di Australia atau menduduki peringkat kesembilan.
(sef/sef) Next Article China Ngamuk, Boikot Produk Australia, Perang Dagang Baru?
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan penghentian itu terkait isu kesehatan dan sertifikasi. Tapi, ia mengaku kecewa dengan keputusan itu.
"Kami akan bekerja dengan industri dan otoritas di Australia dan China untuk mencari solusi yang memungkinkan bisnis ini berjalan normal sesegera mungkin."
Empat pemasok itu antara lain Kilcoy Pastoral Company, Beef City, Dinmore dan Northern Cooperative Meat Company. Keempat pemasok itu menghasilkan sekitar 35% dari ekspor daging Australia ke China, nilainya mencapai US$ 1,1 miliar.
Bukan hanya daging, China juga dikabarkan tengah mengkaji kenaikan bea masuk pada gandum Australia, sebesar 73,6%. China menuding Australia melakukan dumping.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan Australian Financial Review yang diterbitkan Minggu (26/4/2020), Duta Besar China Cheng Jingye menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Australia yang mendukung investigasi COVID-19 di laboratorium Wuhan.
"Publik China frustasi, kecewa dan kecewa dengan apa yang sedang dilakukan Australia sekarang," kata Cheng.
"Jika sesuatu berubah menjadi lebih buruk, maka orang akan berpikir 'mengapa kita harus pergi ke negara yang tidak bersahabat dengan China?' ... Mengapa kita harus minum anggur Australia? Makan daging sapi Australia?."
Cheng juga memberi peringatan soal aliran masuk mahasiswa China ke Australia, yang ternyata menjadi sumber pendapatan negara itu. "Orang tua siswa juga akan berpikir apakah tempat yang mereka temukan (untuk menimba ilmu) ramah, atau bermusuhan," ujarnya.
Hubungan Australia dan China memang tegang sejak 2018 lalu. Di 2019, China juga sempat memperingatkan Australia karena kritik pada penanganan etnis Uighur di Xinjiang.
Dari data Parliament of Australia, China adalah pasar bagi sejumlah komoditas Australia. Seperti bahan wol, gandum, termasuk sejumlah batu bara, biji besi dan gas.
China juga menjadi pasar bagi sejumlah produk manufaktur yang komplek seperti perangkat medis dan pariwisata. Namun dari segi investasi, proporsi China hanya 3% dari seluruh total investasi asing di Australia atau menduduki peringkat kesembilan.
(sef/sef) Next Article China Ngamuk, Boikot Produk Australia, Perang Dagang Baru?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular