Ngeri! Penjualan Ritel Maret -4,5%, April Diramal -11,8%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 May 2020 10:19
Pengunjung memelih pakaian yang dijual oleh salah satu tenant di Blok M Plaza, Jakarta, Rabu (6/3/2019). Untuk meningkatkan pengunjung manajemen Blok M Plaza merenovasi sejumlah fasilitas. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Penjualan Ritel (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel pada Maret 2020 turun 4,5% year-on-year (yoy). Pada April, penjualan ritel diperkirakan turun lebih dalam.

"Hasil Survei Penjualan Eceran mengindikasikan berlanjutnya penurunan penjualan eceran pada Maret 2020. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2020 yang turun -4,5% (yoy), lebih dalam dibandingkan -0,8% (yoy) pada Februari 2020," demikian sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Selasa (12/5/2020).

Penurunan tersebut, lanjut keterangan BI, bersumber dari kontraksi penjualan pada hampir seluruh kelompok komoditas yang dipantau, kecuali kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang tetap solid. Penurunan penjualan eceran terdalam terjadi pada kelompok Barang Lainnya, khususnya subkelompok Sandang.

Pada April, BI memperkirakan penjualan ritel semakin terkontraksi (tumbuh negatif). Bahkan jauh lebih dalam yaitu -11,8% yoy.

"Penurunan terdalam terjadi pada kelompok Barang Lainnya, khususnya subkelompok Sandang, yang diprakirakan turun -67,3% (yoy), lebih dalam dari -60,5% (yoy) pada Maret 2020," lanjur keterangan BI.

Ke depan, tekanan harga di tingkat pedagang eceran juga diperkirakan masih rendah. Penurunan tekanan harga tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 dan 6 bulan yang akan datang (Juni dan September 2020) masing-masing sebesar 160,7 dan 153,0 lebih rendah dibandingkan 173,0 pada Mei 2020 dan 153,7 pada Agustus 2020 seiring dengan prakiraan penurunan permintaan.


(aji/aji) Next Article Penjualan Ritel Tumbuh Melambat di Juni, Tapi Minus di Juli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular