
Investasi China di AS Turun ke Level Terendah Sejak 2009

Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi langsung China di Amerika Serikat (AS) turun tahun lalu ke level terendah sejak Resesi Hebat (Great Recession) terjadi. Angkanya bahkan sudah turun sebelum pandemi virus corona (COVID-19) mewabah dan menutup banyak perdagangan global.
Penurunan investasi China di Amerika Serikat itu mencerminkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia dan pembatasan pemerintah China pada investasi luar negeri.
Sebuah laporan dari Komite Nasional Hubungan AS-China dan konsultasi Grup Rhodium yang dirilis pada hari Senin (11/5/2020), menemukan bahwa investasi langsung China di AS turun dari US$ 5,4 miliar pada tahun 2018 menjadi US$ 5 miliar tahun lalu. Itu merupakan level terendah sejak resesi tahun 2009.
Investasi langsung termasuk merger, akuisisi dan investasi dalam berbagai hal seperti kantor dan pabrik tetapi bukan investasi keuangan seperti pembelian saham dan obligasi.
Laporan tersebut menemukan bahwa investasi langsung China di Amerika Serikat hampir berkurang - menjadi US$ 200 juta - mulai Januari-Maret tahun ini ketika pandemi virus corona menghantam ekonomi dunia.
Di sisi lain, investasi AS di China justru meningkat tahun lalu, menjadi US$ 14 miliar dari US$ 13 miliar pada tahun 2018. Namun peningkatan itu sebagian besar mencerminkan proyek yang diumumkan sebelumnya, termasuk pabrik Tesla di Shanghai.
"Investasi dua arah antara Amerika Serikat dan China jatuh ke level terendah tujuh tahun," menurut laporan itu, sebagaimana dilaporkan AP News.
Sebelumnya, regulator AS telah menyuarakan kekhawatiran bahwa China akan mendapatkan akses ke teknologi Amerika yang sensitif. Akibatnya, lembaga itu telah mengambil perhatian lebih keras pada investasi China di Amerika Serikat, membuat sebuah perubahan yang diamanatkan oleh undang-undang tahun 2018.
Kedua negara juga telah berselisih seputar teknologi. Itu terjadi setelah AS menuduh China memaksa perusahaan asing untuk menyerahkan rahasia dagang jika ingin berbisnis di China dan menuduh negara itu melakukan pencurian cyber untuk mengalahkan dominasi teknologi Amerika.
Atas dasar itu, Presiden AS Donald Trump telah melahirkan perang dagang dan mengenakan tarif pada barang-barang China senilai US$ 360 miliar.
Namun demikian, Pemerintahan Trump dan China telah mencapai kesepakatan perdagangan sementara pada Januari. Di mana kesepakatan dagang Fase I ditandatangani dengan harapan kesepakatan itu dapat meredakan perang dagang antar kedua negara yang sudah terjadi sejak awal 2018.
(res) Next Article AS Jual Senjata ke Taiwan US$ 1,1 Miliar, Mau Perang?
