Skenario Mal Buka 8 Juni, Ternyata Ritel Belum Siap Lho!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 May 2020 15:03
Suasana pengunjung mall di Mall Metropolitan, Bekasi Barat, Jawa Barat, Rabu 11/3/2020.  Pengelola pusat perbelanjaan lebih serius melakukan antisipasi penyebaran virus corona menyusul adanya Pasien positif Corona (COVID-19) kasus nomor 25 meninggal dunia. Pasien tersebut merupakan warga negara asing (WNA) berusia 53 tahun. Dikutip dari Berita CNBC Indonesia Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan sebelum adanya pengumuman kasus positif, pengelola mal hanya menyediakan hand sanitizers bagi pengunjung untuk cuci tangan. Setelah, ini akan ada antisipasi pencegahan khususnya pada bagian-bagian yang berpotensi terjadi penularan. Pantauan CNBC Indonesia Mall di kawasan Bekasi ini terlihat beberapa orang yang lalu lalang berdatangan. Salah satu pegawai mall mengatakan kondisi di mall ini belum bisa dibilang terlihat sepi karena Corona,
Foto: Suasana Mall Metropolitan, Bekasi Barat, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kajian awal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian soal pemulihan ekonomi antara lain mulai dibukanya mal 8 Juni 2020 mendapat respons pelaku usaha ritel. Saat mal dibuka maka yang terlibat adalah pengusaha pengelola mal dan para ritel penyewa ruang usaha di mal.

Pelaku usaha ritel penyewa tempat mal selama ini tergabung dalam Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, mengaku siap dengan rencana pemerintah yang mewacanakan membuka kembali pusat perbelanjaan pada 8 Juni. Namun, ia mengingatkan tidak mudah untuk kembali pada keadaan normal di masa-masa awal pembukaan nanti atau 8 Juni.

"Prinsipnya kalau dibuka kita akan buka. Memang problem kita karena tenant nggak bisa kayak dulu, baik dari segi perusahaan ada masalah, kena pendanaan jadi banyak hal untuk pembukaan ini," kata Budihardjo kepada CNBC Indonesia, Senin (11/5).



Dana menjadi persoalan dialami yang dialami oleh banyak penyewa mal saat ini. Pasalnya, banyak tenant yang tutup akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Sehingga perputaran arus kas atau cashflow tidak lagi sehat. Hal ini tentu berdampak besar pada kesiapan lapak-lapak yang ada di mal.

"Start nggak langsung buka, lalu jalan tapi ada prosesnya. Kita khawatir mereka belum siap tanggal 8 (Juni). Pemerintah menyuruh buka pun, belum tentu mereka bisa langsung. Jadi ada proses-prosesnya," paparnya.

Selain itu, sumber daya juga yang perlu diperhatikan. Banyak tenant yang mau tidak mau merumahkan karyawannya. Sehingga, ketika nanti akan mulai kembali operasi, maka mereka harus siap kembali bekerja. Namun, ada potensi para pekerja pulang kampung karena kesulitan hidup tanpa pekerjaan di kota.

"Cuma kita perlu persiapan, karena beberapa karyawan udah harus dipanggil kembali," sebut Budihardjo.


[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular