
Skenario Mal Buka 8 Juni, Ternyata Ritel Belum Siap Lho!
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 May 2020 15:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Kajian awal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian soal pemulihan ekonomi antara lain mulai dibukanya mal 8 Juni 2020 mendapat respons pelaku usaha ritel. Saat mal dibuka maka yang terlibat adalah pengusaha pengelola mal dan para ritel penyewa ruang usaha di mal.
Pelaku usaha ritel penyewa tempat mal selama ini tergabung dalam Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, mengaku siap dengan rencana pemerintah yang mewacanakan membuka kembali pusat perbelanjaan pada 8 Juni. Namun, ia mengingatkan tidak mudah untuk kembali pada keadaan normal di masa-masa awal pembukaan nanti atau 8 Juni.
"Prinsipnya kalau dibuka kita akan buka. Memang problem kita karena tenant nggak bisa kayak dulu, baik dari segi perusahaan ada masalah, kena pendanaan jadi banyak hal untuk pembukaan ini," kata Budihardjo kepada CNBC Indonesia, Senin (11/5).
Dana menjadi persoalan dialami yang dialami oleh banyak penyewa mal saat ini. Pasalnya, banyak tenant yang tutup akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Sehingga perputaran arus kas atau cashflow tidak lagi sehat. Hal ini tentu berdampak besar pada kesiapan lapak-lapak yang ada di mal.
"Start nggak langsung buka, lalu jalan tapi ada prosesnya. Kita khawatir mereka belum siap tanggal 8 (Juni). Pemerintah menyuruh buka pun, belum tentu mereka bisa langsung. Jadi ada proses-prosesnya," paparnya.
Selain itu, sumber daya juga yang perlu diperhatikan. Banyak tenant yang mau tidak mau merumahkan karyawannya. Sehingga, ketika nanti akan mulai kembali operasi, maka mereka harus siap kembali bekerja. Namun, ada potensi para pekerja pulang kampung karena kesulitan hidup tanpa pekerjaan di kota.
"Cuma kita perlu persiapan, karena beberapa karyawan udah harus dipanggil kembali," sebut Budihardjo.
(hoi/hoi) Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi
Pelaku usaha ritel penyewa tempat mal selama ini tergabung dalam Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, mengaku siap dengan rencana pemerintah yang mewacanakan membuka kembali pusat perbelanjaan pada 8 Juni. Namun, ia mengingatkan tidak mudah untuk kembali pada keadaan normal di masa-masa awal pembukaan nanti atau 8 Juni.
"Prinsipnya kalau dibuka kita akan buka. Memang problem kita karena tenant nggak bisa kayak dulu, baik dari segi perusahaan ada masalah, kena pendanaan jadi banyak hal untuk pembukaan ini," kata Budihardjo kepada CNBC Indonesia, Senin (11/5).
Dana menjadi persoalan dialami yang dialami oleh banyak penyewa mal saat ini. Pasalnya, banyak tenant yang tutup akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Sehingga perputaran arus kas atau cashflow tidak lagi sehat. Hal ini tentu berdampak besar pada kesiapan lapak-lapak yang ada di mal.
"Start nggak langsung buka, lalu jalan tapi ada prosesnya. Kita khawatir mereka belum siap tanggal 8 (Juni). Pemerintah menyuruh buka pun, belum tentu mereka bisa langsung. Jadi ada proses-prosesnya," paparnya.
Selain itu, sumber daya juga yang perlu diperhatikan. Banyak tenant yang mau tidak mau merumahkan karyawannya. Sehingga, ketika nanti akan mulai kembali operasi, maka mereka harus siap kembali bekerja. Namun, ada potensi para pekerja pulang kampung karena kesulitan hidup tanpa pekerjaan di kota.
"Cuma kita perlu persiapan, karena beberapa karyawan udah harus dipanggil kembali," sebut Budihardjo.
(hoi/hoi) Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi
Most Popular