
Fakta! 4 Negara Sukses Perangi Corona Dipimpin oleh Wanita
Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
10 May 2020 12:45

Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi COVID-19 yang menyerang ke berbagai belahan dunia membuat banyak negara melakukan penguncian (lockdown) demi memutus rantai penularan. Banyak pula yang kewalahan ketika virus ini menyerang, terutama karena kurangnya kapasitas rumah sakit, tenaga medis, hingga belum ditemukannya vaksin dan obat untuk menyembuhkan COVID-19.
Belum lagi dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan di masa pandemi ini. Meski demikian beberapa pemimpin di Islandia, Taiwan, Jerman, hingga Selandia Baru mampu memimpin rakyatnya saat krisis ini.
Dilansir dari Forbes, negara-negara tersebut memiliki pemimpin wanita yang hebat. Beberapa mengritik kemampuan mereka menghadapi krisis ini karena sebagian merupakan negara kecil, tetapi perlu dicatat bahwa Jerman bukanlah negara kecil.
Beberapa hal yang dilakukan oleh mereka yakni:
1. Kebenaran
Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan kepada masyarakaynya bahwa virus ini serius dan bisa menginfeksi 70% dari populasi, dan melakukan pengujian. Jerman melompati fase penolakan, kemarahan dan ketidakjujuran seperti negara lainnya.
2. Ketegasan
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melakukan 124 langkah pemblokiran ketika penyakit ini baru muncul di Januari, tanpa melakukan lockdown seperti di negara lain. Dia bahkan mengirimkan 10 juta masker wajah ke AS dan Eropa.
Jacinda Ardern, Pemimpin Selandia Baru meningkatkan kewaspadaan maksimal terhadap negaranya. Dia menerapkan isolasi diri pada orang-orang yang memasuki Selandia Baru, dengan cepat ketika hanya ada 6 kasus di seluruh negeri dan melarang orang asing masuk sepenuhnya. Kejelasan dan ketegasannya menyelamatkan Selandia Baru dari badai yang datang kemudian.
3. Teknologi
Perdana Menteri Islandia KatrÃn Jakobsdóttir menawarkan pengujian virus corona secara gratis ke semua warganya, dan akan menjadi studi kasus utama dalam penyebaran dan tingkat kematian akibat virus ini. Sebagian besar negara memiliki tes terbatas untuk orang dengan gejala aktif.
Secara proporsional dengan populasinya, negara ini telah melakukan skrining lima kali lebih banyak dari orang Korea Selatan, dan menerapkan sistem pelacakan menyeluruh yang berarti mereka tidak perlu mengunci atau menutup sekolah.
Pemimpin Finlandia Sanna Marin menggunakan influencer media sosial sebagai agen utama dalam memerangi krisis coronavirus. Menyadari bahwa tidak semua orang membaca pers, mereka mengundang influencer dari segala usia untuk menyebarkan informasi berbasis fakta tentang pengelolaan pandemi.
4. Cinta
Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, memiliki ide inovatif menggunakan televisi untuk berbicara langsung dengan anak-anak negaranya. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen beberapa hari sebelumnya. Solberg mengadakan konferensi pers khusus di mana tidak ada orang dewasa diizinkan. Dia menjawab pertanyaan anak-anak dari seluruh negeri, meluangkan waktu untuk menjelaskan mengapa tidak apa-apa merasa takut.
(gus/gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Belum lagi dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan di masa pandemi ini. Meski demikian beberapa pemimpin di Islandia, Taiwan, Jerman, hingga Selandia Baru mampu memimpin rakyatnya saat krisis ini.
Dilansir dari Forbes, negara-negara tersebut memiliki pemimpin wanita yang hebat. Beberapa mengritik kemampuan mereka menghadapi krisis ini karena sebagian merupakan negara kecil, tetapi perlu dicatat bahwa Jerman bukanlah negara kecil.
1. Kebenaran
Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan kepada masyarakaynya bahwa virus ini serius dan bisa menginfeksi 70% dari populasi, dan melakukan pengujian. Jerman melompati fase penolakan, kemarahan dan ketidakjujuran seperti negara lainnya.
2. Ketegasan
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melakukan 124 langkah pemblokiran ketika penyakit ini baru muncul di Januari, tanpa melakukan lockdown seperti di negara lain. Dia bahkan mengirimkan 10 juta masker wajah ke AS dan Eropa.
Jacinda Ardern, Pemimpin Selandia Baru meningkatkan kewaspadaan maksimal terhadap negaranya. Dia menerapkan isolasi diri pada orang-orang yang memasuki Selandia Baru, dengan cepat ketika hanya ada 6 kasus di seluruh negeri dan melarang orang asing masuk sepenuhnya. Kejelasan dan ketegasannya menyelamatkan Selandia Baru dari badai yang datang kemudian.
3. Teknologi
Perdana Menteri Islandia KatrÃn Jakobsdóttir menawarkan pengujian virus corona secara gratis ke semua warganya, dan akan menjadi studi kasus utama dalam penyebaran dan tingkat kematian akibat virus ini. Sebagian besar negara memiliki tes terbatas untuk orang dengan gejala aktif.
Secara proporsional dengan populasinya, negara ini telah melakukan skrining lima kali lebih banyak dari orang Korea Selatan, dan menerapkan sistem pelacakan menyeluruh yang berarti mereka tidak perlu mengunci atau menutup sekolah.
Pemimpin Finlandia Sanna Marin menggunakan influencer media sosial sebagai agen utama dalam memerangi krisis coronavirus. Menyadari bahwa tidak semua orang membaca pers, mereka mengundang influencer dari segala usia untuk menyebarkan informasi berbasis fakta tentang pengelolaan pandemi.
4. Cinta
Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, memiliki ide inovatif menggunakan televisi untuk berbicara langsung dengan anak-anak negaranya. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen beberapa hari sebelumnya. Solberg mengadakan konferensi pers khusus di mana tidak ada orang dewasa diizinkan. Dia menjawab pertanyaan anak-anak dari seluruh negeri, meluangkan waktu untuk menjelaskan mengapa tidak apa-apa merasa takut.
(gus/gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular