
Pemerintah Kampanye 'Gerakan Kurva Landai' Covid-19, Apa Tuh?
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
09 May 2020 13:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengkampanyekan "Gerakan Kurva Landai". Ini merupakan seruan agar kasus positif virus corona bisa berkurang dan tak menularkan ke orang lain.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan gerakan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kasus dengan cara memastikan tidak menularkan orang lain begitu juga sebaliknya.
"Caranya ubah perilaku, jaga jarak, cuci tangan, pakai masker, dan menjaga imunitas. Gerakan bersama masyarakat di Indonesia, Kalau kita bersama, virus tak akan menulari," ujarnya saat video conference di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (9/5/2020).
"Dengan pengumpulan data lebih lengkap, dari dinkes, RS, puskesmas, kalau dikumpulkan, maka kita akan lihat bagaimana di Indonesia. Karena data yang ada, navigasi buat kita bersama," ujarnya.
Menurutnya, data menjadi salah satu "senjata" dalam melihat pergerakan virusnya. Dari gejala positif misalnya, yang paling sering muncul adalah batuk karena memiliki persentase yang tinggi. Gambaran berikutnya adalah data terkait dengan usia.
"Kalau lihat usia, ternyata usia yang paling rentan di atas 45 tahun. Menunjukkan kasus meninggal usia di atas 45 tahun total gabungan 85%. Jadi ini informasi penting, ini navigasi yang harus dilakukan harus melindungi orang-orang usia lanjut," jelasnya.
Orang-orang yang memiliki penyakit bawaannya menurutnya juga rentan terkena Covid-19. Dia menyebut kasus positif yang terjadi kebanyakan adalah orang-orang dengan penyakit lain seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung hingga Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
PPOK ini, lanjutnya, biasanya karena pencemaran udara, merokok dan infeksi tertentu pada paru-paru. Untuk kasus ini, jumlah kasusnya lumayan banyak.
"Saudara sekalian yang punya penyakit tersebut, jantung dan PPOK harus betul-betul berhati-hati agar tak kena dengan ini. Anggota masyarakat lain harus melindungi," tegasnya.
Sementara itu, dari keseluruhan jumlah kasus positif nasional, laki-laki yang terpapar Covid-19 mencapai 60%. Laki-laki menurutnya lebih rentan dibanding dengan wanita.
"Makanya jaga jarak. Berperang melawan ini kita harus punya ketahanan.Inilah yang disebut gerakan kurva melandai. Masyarakat harus bersama meningkatkan imunitas. Dan kampanye untuk cuci tangan, jaga harak, lebih happy, meningkatkan imunitas," tuturnya.
Untuk itu, hal yang harus dilakukan saat ini sesuai dengan gerakan kurva melandai adalah cuci tangan, jaga jarak dan tingkatkan imunitas. Berbahagia juga menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan imunitas.
(dru) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular