
Curhat Pengusaha: Tak Kuat Bayar THR, Cashflow Kering Juni
Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
08 May 2020 16:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19, hingga saat ini masih menjadi hal mengerikan di dunia internasional, termasuk di Indonesia. Pasalnya, virus tersebut telah mematikan roda perekonomian di hampir seluruh sektor industri.
Dampaknya kemampuan keuangan dunia usaha makin berat, dengan arus kas atau cashflow makin kering sehingga kewajiban gaji dan THR makin sulit terpenuhi.
"Sekarang sudah mulai berguguran, terutama UMKM, bulan April ini sudah habis cashflownya. Kalau sampai akhir Juni, betul- cash low itu sudah kering," ungkap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani kepada CNBC Indonesia, melalui Skype Jumat (8/5).
Menurutnya, dengan melihat kondisi sektor riil yang mati akibat aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun penerapan social distancing, membuat industri dalam dua bulan terakhir, makin parah bagi keberlangsungan ekonomi. Apalagi bila kondisi terus berlanjut setelah Lebaran.
Bila sudah terjadi sekian parah, pengusaha pesimistis pemerintah mampu melakukan pemulihan dengan cepat. "Kami kok tidak begitu yakin, pemerintah akan siap, kalau sampai sektor riilnya sampai kolaps nanti," ujarnya
Ia berpendapat, berapapun stimulus yang disiapkan pemerintah, tidak akan mampu, menopang kemunduran suatu negara, akibat matinya sektor riil. Sehingga yang perlu dilakukan adalah segera mempercepat pemulihan dengan menghidupkan kembali geliar ekonomi sejak dini dengan tetap menghentikan laju penyebaran virus corona.
"Dengan mempertimbangkan protokol kesehatan, kita harus mencari titik temu untuk dapat menjalankan aktivitas ekonomi kita, untuk bertahan di masa sulit ini," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Surat Edaran THR Biasanya Copy Paste, Kok Buruh Resah?
Dampaknya kemampuan keuangan dunia usaha makin berat, dengan arus kas atau cashflow makin kering sehingga kewajiban gaji dan THR makin sulit terpenuhi.
"Sekarang sudah mulai berguguran, terutama UMKM, bulan April ini sudah habis cashflownya. Kalau sampai akhir Juni, betul- cash low itu sudah kering," ungkap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani kepada CNBC Indonesia, melalui Skype Jumat (8/5).
Menurutnya, dengan melihat kondisi sektor riil yang mati akibat aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun penerapan social distancing, membuat industri dalam dua bulan terakhir, makin parah bagi keberlangsungan ekonomi. Apalagi bila kondisi terus berlanjut setelah Lebaran.
Bila sudah terjadi sekian parah, pengusaha pesimistis pemerintah mampu melakukan pemulihan dengan cepat. "Kami kok tidak begitu yakin, pemerintah akan siap, kalau sampai sektor riilnya sampai kolaps nanti," ujarnya
Ia berpendapat, berapapun stimulus yang disiapkan pemerintah, tidak akan mampu, menopang kemunduran suatu negara, akibat matinya sektor riil. Sehingga yang perlu dilakukan adalah segera mempercepat pemulihan dengan menghidupkan kembali geliar ekonomi sejak dini dengan tetap menghentikan laju penyebaran virus corona.
"Dengan mempertimbangkan protokol kesehatan, kita harus mencari titik temu untuk dapat menjalankan aktivitas ekonomi kita, untuk bertahan di masa sulit ini," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Surat Edaran THR Biasanya Copy Paste, Kok Buruh Resah?
Most Popular