
Internasional
AS Tarik Rudal Canggih & 300 Tentara dari Arab, Ada Apa?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 May 2020 08:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat menarik keluar empat sistem rudal Patriot dari Arab Saudi. Bukan hanya itu, negeri Paman Sam juga menarik 300 tentaranya, sebagaimana dilaporkan AFP, mengutip pejabat Kementerian Pertahanan AS, Kamis (7/5/2020).
Penarikan ini terkait dengan anggapan kalau situasi di Saudi sudah kondusif pascapenyerangan ke instalasi minyak Saudi Aramco 2019 lalu. "Sekarang (waktunya) pergi," kata narasumber anonim tersebut.
Selain itu, dua skuadron pesawat tempur AS juga meninggalkan kawasan tersebut. Kini, AS mempertimbangkan pengurangan tentara Angkatan Laut di Teluk.
Dikutip Al-Jazeera dari Wall Street Journal, hal ini juga dilandasi fakta bahwa Iran bukan lagi ancaman besar bagi kepentingan Arab Saudi dan AS di Timur Tengah. Sebelumnya, Iran dituding sebagai negara yang bertanggung jawab atas sejumlah serangan ke basis minyak kedua negara di kawasan.
Hubungan antara AS dan Arab Saudi tegang beberapa pekan terakhir. Karena jatuhnya harga minyak akibat ketegangan Saudi dan Rusia soal pemangkasan pasokan minyak di tengah pandemi COVID-19.
Ini sempat membuat Trump mengancam Pangeran Saudi Mohamed bin Salman. Dalam laporan Reuters, Trump mengatakan tak akan menghentikan anggota parlemen AS meloloskan UU soal penarikan pasukan negeri itu dari kerajaan.
Namun hal itu mungkin tak akan terjadi. Terutama jika Arab Saudi dan negara pengekspor minyak OPEC memangkas produksi.
Dalam laporan Wall Street Journal, penarikan rudal canggih dan militer ini juga terkait perkembangan ketegangan AS dengan China. Pentagon kabarnya meyakini aset itu harus dipindahkan ke Asia, seiring meluasnya peran China.
(sef/sef) Next Article Mission Impossible, Kala Biden Abaikan Putra Mahkota Saudi
Penarikan ini terkait dengan anggapan kalau situasi di Saudi sudah kondusif pascapenyerangan ke instalasi minyak Saudi Aramco 2019 lalu. "Sekarang (waktunya) pergi," kata narasumber anonim tersebut.
Dikutip Al-Jazeera dari Wall Street Journal, hal ini juga dilandasi fakta bahwa Iran bukan lagi ancaman besar bagi kepentingan Arab Saudi dan AS di Timur Tengah. Sebelumnya, Iran dituding sebagai negara yang bertanggung jawab atas sejumlah serangan ke basis minyak kedua negara di kawasan.
Hubungan antara AS dan Arab Saudi tegang beberapa pekan terakhir. Karena jatuhnya harga minyak akibat ketegangan Saudi dan Rusia soal pemangkasan pasokan minyak di tengah pandemi COVID-19.
Ini sempat membuat Trump mengancam Pangeran Saudi Mohamed bin Salman. Dalam laporan Reuters, Trump mengatakan tak akan menghentikan anggota parlemen AS meloloskan UU soal penarikan pasukan negeri itu dari kerajaan.
Namun hal itu mungkin tak akan terjadi. Terutama jika Arab Saudi dan negara pengekspor minyak OPEC memangkas produksi.
Dalam laporan Wall Street Journal, penarikan rudal canggih dan militer ini juga terkait perkembangan ketegangan AS dengan China. Pentagon kabarnya meyakini aset itu harus dipindahkan ke Asia, seiring meluasnya peran China.
(sef/sef) Next Article Mission Impossible, Kala Biden Abaikan Putra Mahkota Saudi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular