Bukan Tarif, Tapi Konsumsi Listrik Rumah Tangga yang Naik

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 May 2020 17:50
Dok: PLN
Foto: Dok: PLN
Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan pemerintah melakukan pembatasan sosial dan work from home (WFH) berdampak pada meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga, dan penurunan konsumsi listrik perkantoran dan mall.

General Manajer PLN UID Jakarta Raya, khsan Asaad mengatakan secara keseluruhan konsumsi di DKI Jakarta turun sebesar 20% sampai dengan Mei 2020 dibandingkan tahun lalu. Sementara konsumsi listrik rumah tangga naik sebesar 6%.

"Rumah tangga ada kenaikan tapi cuma 6%, tidak sebanding dengan turunnya listrik," ungkap Ikhsan dalam konferensi pers, Rabu, (06/05/2020).

Dampak dari kenaikan kosumsi listrik rumah tangga membuat masyarakat komplain. Pasalnya terjadi lonjakan tagihan pada bulan Mei. PLN mencoba menjelaskan jika konsumsi listrik menggunakan rata-rata tiga bulan sebelumnya.



Selain kenaikan konsumsi listrik ada juga komplain mengenai pelanggan 900 VA yang subsidi tiba-tiba berubah menjadi non subsidi. Menurutnya, yang menentukan apakah pelanggan 900 VA masuk ke dalam pelanggan subsidi atau bukan adalah kewenangan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

"Menentukan pelangan subsidi atau bukan adalah TNP2K. Kami mendapat data setiap tahun kami lakukan survey ke rumah warga apakah berhak dapat subsidi," jelasnya.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalitrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi mengatakan komunikasi antra PLN dengan pelanggan sangatlah penting. Memberikan pemahaman mengenai perhitungan kWh, menyampaikan bahwa tidak ada kenaikan tarif.

"Sehingga pemahaman masyarakat pengukuran kWh paham sehingga bisa mengukur sendiri," paparnya.

[Gambas:Video CNBC]





(gus/gus) Next Article Asyik! Diskon Tarif Listrik Lanjut Hingga Desember 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular