
PLN Jakarta Raya Terima Ribuan Aduan Tagihan Listrik Melonjak
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 May 2020 17:16

Jakarta, CNBC Indonesia - PLN UID Jakarta Raya menerima ribuan aduan perihal kenaikan tagihan listrik dari pelanggan. General Manager PLN UID Jakarta Raya Ikhsan Asaad mengungkapkan, aduan yang masuk di wilayah operasionalnya mencapai 2.900.
Dari jumlah itu, sebanyak 2.200 aduan sudah diselesaikan dengan perinciannya 94% sudah sesuai dan sisanya perlu koreksi lagi. Misalnya, saat didatangi, ada rumah pelanggan yang kosong dan harus membayar Rp 1 juta.
"Ini akan kami selesaikan semua berkomunikasi dengan pelanggan. Kalau enggak puas kami akan datangi ke rumah pelanggan agar bisa memahami kondisi ini," ujar Ikhsan dalam konferensi pers, Rabu (6/5/2020).
Ia mengajak agar masyarakat hemat listrik sehingga tagihannya tidak melonjak tajam. Selama kebijakan work from home (WFH) konsumsi listrik rumah tangga dipastikan akan naik.
"Kalau AC, lampu, nggak kepakai matikan saja. Hal itu embantu supaya tidak mahal bayar tagihan listriknya," kata Ikhsan.
EVP Quality Assurance Product and Services PLN Hikmat Drajad mengatakan, untuk tingkat nasional rata-rata per hari ada 889 komplain terkait dengan lonjakan konsumsi pemakaian listrik. Pengaduan ini disampaikan lewat empat kanal, yakni Facebook, Call Center, Email, dan Twitter.
"Dari semua yang masuk kami koordinasi dengan setiap PLN masing-masing misalnya Disjaya," paparnya.
Lebih lanjut, Hikmat menerangkan, ada empat jenis pencatatan listrik. Pertama, langsung oleh petugas. Jenis pencatatan ini semua unit PLN masih menerapkan. Kedua, melalui rata-rata penggunaan, artinya tidak dicatat pelanggan dan tidak kirimkan meteran. Ketiga, melalui swakelola kirim sendiri. Dan keempat, pencatatan otomatis terhadap meteran.
Pada bulan Maret, pelanggan masih menggunakan dua jenis pencatatan, yakni pencatatan rata-rata dan petugas meteran.
"Tapi belum banyak swakelola masih di bawah 1%. Pencatatan secara manual masih diterapkan di atas 50% dan sekitar 40% menggunakan pencatatan rata-rata," kata Hikmat.
"Apa yang dilakukan PLN protokol international global utility. Hal yang sama dilakukan di Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa. Mereka menerapkan hal yang sama pelanggan diminta kirim," lanjutnya.
(miq/miq) Next Article Rumah Kosong Tapi Tagihan Listrik Tetap Tinggi, Kok Bisa?
Dari jumlah itu, sebanyak 2.200 aduan sudah diselesaikan dengan perinciannya 94% sudah sesuai dan sisanya perlu koreksi lagi. Misalnya, saat didatangi, ada rumah pelanggan yang kosong dan harus membayar Rp 1 juta.
"Ini akan kami selesaikan semua berkomunikasi dengan pelanggan. Kalau enggak puas kami akan datangi ke rumah pelanggan agar bisa memahami kondisi ini," ujar Ikhsan dalam konferensi pers, Rabu (6/5/2020).
"Kalau AC, lampu, nggak kepakai matikan saja. Hal itu embantu supaya tidak mahal bayar tagihan listriknya," kata Ikhsan.
EVP Quality Assurance Product and Services PLN Hikmat Drajad mengatakan, untuk tingkat nasional rata-rata per hari ada 889 komplain terkait dengan lonjakan konsumsi pemakaian listrik. Pengaduan ini disampaikan lewat empat kanal, yakni Facebook, Call Center, Email, dan Twitter.
"Dari semua yang masuk kami koordinasi dengan setiap PLN masing-masing misalnya Disjaya," paparnya.
Lebih lanjut, Hikmat menerangkan, ada empat jenis pencatatan listrik. Pertama, langsung oleh petugas. Jenis pencatatan ini semua unit PLN masih menerapkan. Kedua, melalui rata-rata penggunaan, artinya tidak dicatat pelanggan dan tidak kirimkan meteran. Ketiga, melalui swakelola kirim sendiri. Dan keempat, pencatatan otomatis terhadap meteran.
Pada bulan Maret, pelanggan masih menggunakan dua jenis pencatatan, yakni pencatatan rata-rata dan petugas meteran.
"Tapi belum banyak swakelola masih di bawah 1%. Pencatatan secara manual masih diterapkan di atas 50% dan sekitar 40% menggunakan pencatatan rata-rata," kata Hikmat.
"Apa yang dilakukan PLN protokol international global utility. Hal yang sama dilakukan di Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa. Mereka menerapkan hal yang sama pelanggan diminta kirim," lanjutnya.
(miq/miq) Next Article Rumah Kosong Tapi Tagihan Listrik Tetap Tinggi, Kok Bisa?
Most Popular