Kemenhub: Covid-19 Menular di Mana Saja, Tak Cuma di KRL!

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
05 May 2020 18:54
Pengunjung mengugunakan transportasi KRL di Stasiun Tujuan Bogor-Jakarta Kota, Kamis,12/3/2020. Paparan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait risiko penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19 via transportasi salah satunya KRL commuterline rute Bogor-Depok-Jakarta Kota berisiko tinggi menjadi area penyebaran virus corona terbesar. Beberapa penumpang juga menggunakan masker guna antisipasi penyebaran virus. Pantauan CNBC Indonesia Penumpang yang telah menumpuk mulai berjalan merangsek mendekati arah datangnya kereta. Jam-jam sibuk kendaraan umum dimana banyak para pekerja yang memulai aktivitasnya sehingga terlihat tidak ada tempat untuk bergerak.   (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Penumpang KRL (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 3 penumpang KRL Jabodetabek diketahui positif terjangkit virus corona (Covid-19). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pasang badan dan buka suara mengenai hal ini.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menyampaikan bahwa KRL bukan satu-satunya sarana yang memungkinkan adanya penularan Covid-19. Terlebih bagi orang-orang yang berkategori tanpa gejala.

"Perlu dipahami bahwa penularan Covid-19 bisa terjadi dimana saja, tidak hanya di KRL," kata Adita dalam keterangan tertulis, Selasa (5/5/20).

Dia bilang, Kemenhub terus memastikan pelaksanaan protokol kesehatan di berbagai moda transportasi termasuk di KRL. Menurutnya, Permenhub No. 18/2020 secara tegas telah menyatakan bahwa penumpang wajib menggunakan masker.



Petugas juga diwajibkan mengecek suhu tubuh penumpang. Adita menyebut, pada 10 stasiun juga telah dipasang thermal scanner yang mampu mendeteksi suhu tubuh ratusan pengguna dalam waktu bersamaan.

"Telah disediakan wastafel tambahan yang dipasang pada lokasi-lokasi yang sering dilalui pengguna KRL agar dapat digunakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum maupun sesudah naik KRL di 40 stasiun," imbuhnya.

Selain di stasiun, di dalam gerbong KRL pun disediakan hand sanitizer. Ia menegaskan, semua ketentuan ini telah dilaksanakan dengan baik oleh PT KCI sebagai operator KRL.

Dia juga mengklaim bahwa kepadatan penumpang telah dikendalikan, dengan seoptimal mungkin menerapkan jaga jarak antar penumpang. Caranya, seluruh kereta telah dilengkapi dengan marka pada bangku dan tempat duduk untuk mengatur posisi pengguna.

"Pentingnya mengatur posisi ini juga senantiasa diingatkan kepada pengguna melalui pengumuman di stasiun di dalam kereta, hingga melalui petugas pengawalan kereta yang berpatroli. Berbagai papan informasi berkaitan dengan pentingnya jaga jarak juga telah dilakukan," tandasnya.

Protokol kesehatan itu juga dijalankan untuk menjaga para penumpang yang masih harus bekerja atau beraktivitas, dan sangat mengandalkan KRL sebagai moda tranportasi mereka. Mereka antara lain petugas medis, office boy, penjaga pom bensin dan sebagainya.

"KRL tetap boleh beroperasi namun dengan pembatasan penumpang yang ketat. KRL tidak dihentikan operasinya, karena memperhatikan penumpang-penumpang yang sangat membutuhkannya, seperti dijelaskan tersebut," tegasnya.

Sementara itu, dari hasil evaluasi selama lebih dari 2 minggu sejak ditetapkan PSBB di DKI Jakarta, rata-rata jumlah penumpang harian KRL cenderung menurun. Demikian pula pada jam sibuk pagi hingga pukul 08:00 jumlah penumpang pada semua lintas pelayanan mengalami penurunan dari 77.575 orang menjadi sekitar 55.000 orang dengan total kapasitas angkut yg dibatasi maksimum 35% atau 60 penumpang per kereta sebesar 61.248 pnp.

"Pembatasan kapasitas tersebut mengakibatkan antrian pada beberapa stasiun yang relatif sempit namun berjalan dengan tertib jaga jarak dan dibantu oleh aparat keamanan," urainya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat menyinggung soal penularan virus corona di kereta. Ia mengaku sudah melaporkan persoalan ini ke pemerintah pusat.

"3 positif covid dari 325 penumpang KRL Bogor-Jakarta yg kami sampling dgn test swab PCR. Ini artinya KRL yg masih padat bisa menjadi transportasi OTG pembawa virus. PSBB bisa gagal. Sdh dilaporkan ke gugus tugas pusat & kemenhub. Semoga ada respon terukur dari pihak operator KRL," kata pria yang biasa disapa Kang Emil ini dalam akun Twitternya, Senin (4/5).

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Ada Perubahan, Ini Jalur Baru KRL Jabodetabek

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular