
ESDM: Bensin RI Banyak Jenis dan Termasuk Murah di ASEAN
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
05 May 2020 14:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia terhitung masih lebih murah dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Ia menjelaskan Indonesia memiliki delapan jenis BBM, sementara negara lain hanya 4-5 jenis saja.
Pemerintah menanggung subsidi yang cukup besar, di mana solar menjadi yang terbesar. Untuk BBM jenis pertalite di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan dengan Filipina yang menjualnya dengan harga Rp 10.000/liter dan Laos dengan harga Rp 14.000/liter.
"Jadi dibayangkan bagaimana tertekannya badan usaha dengan subsidi bensin dan Pertalite," kata Arifin, Senin, (04/05/2020).
Lebih lanjut ia menerangkan rata-rata BBM nasional turun 26,4%, dengan rincian rata-rata penjualan bensin turun 29,8% dan rata-rata volume penjualan minyak solar 18,7%. Anjloknya konsumsi BBM diperparah dengan pelemahan rupiah yang menjadi suatu pukulan berat.
"Walupun dengan harga yang disubsidi, tapi volumenya tidak terserap banyak, akibatnya inventory meningkat yang tadinya 1 bulan menjadi 3 bulan ini berdampak pada operting cost yang juga menjadi tinggi," paparnya.
Menurutnya, perkiraan harga minyak akan rebound dikisaran US$ 40 per barel di akhir tahun. Sehingga perkembangan harga minyak Mei dan Juni ini masih akan terus dicermati.
Arifin mengatakan masih akan terus menunggu realisasi pemotongan produksi minyak global oleh negara-negara OPEC dan Non OPEC.Seperti diketahui Mei - Juni ada rencana pemangkasan produksi sebesar 9,7 juta barel. Lalu pemotonngan produksi Juli -Desember 7,7 juta barel, dan Januari - April 2021 sebesar 5,8 juta barel.
"Pemerintah tetap mempertahnkan kebijakan penugasan untuk jenis BBM tertentu dan Premium dan tetap memberikan subsidi minyak tanah dan elpiji yang digunakan langsung masyarakat kecil," tuturnya.
Berdasarkan data dari harga bahan bakar eceran negara-negara ASEAN per 13 April 2020, BBM Indonesia jenis gasoline hanya kalah murah dengan Malaysia. Urutan negara dengan harga BBM lebih mahal dari Indonesia yakni Vietnam, Filiphina, Kamboja, Thailand, Laos, dan Singapura.
Di Malaysia gasoline seharga US$ 0,29/liter atau Rp 4.495/liter, diesel US$ 0,52/liter atau Rp 8.060/liter. Indonesia harga gasoline US$ 0,49/liter atau Rp 7.650/liter, diesel US$ 0,33/liter atau Rp 5.150/liter.
Sebagai perbandingan, negara yang harga BBM nya setingkat lebih mahal dari Indonesia yakni Vietnam harga gasolinenya dijual dengan harga US$0,52/liter atau Rp 8.060, diesel US$ 0,47/liter atau Rp 7.285/liter.
Subsidi energi makin menurun karena dialihkan untuk belanja yang lebih produktif. Subsidi energi dalam empat tahun terakhir dipangkas sekitar Rp 737 triliun dibandingkan empat tahun sebelumnya. Tahun 2011 - 2014 alokasi subsidi energi sebesar Rp 1.214 triliun. Kemudian tahun 2015 - 2018 alokasi subsidi energi sebesar Rp 477 triliun.
Tahun 2019 alokasi subsidi energi sebesar Rp 135,4 triliun dan tahun ini alokasi subsidi energi kembali diturunkan menjadi Rp 125,3 triliun, dengan rincian alokasi untuk BBM/LPG sebesar Rp 70,5 triliun dan listrik Rp 54,8 triliun.
(gus) Next Article Terungkap, Ini yang Bikin Harga Bensin Pertamax Cs Turun!
Pemerintah menanggung subsidi yang cukup besar, di mana solar menjadi yang terbesar. Untuk BBM jenis pertalite di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan dengan Filipina yang menjualnya dengan harga Rp 10.000/liter dan Laos dengan harga Rp 14.000/liter.
"Jadi dibayangkan bagaimana tertekannya badan usaha dengan subsidi bensin dan Pertalite," kata Arifin, Senin, (04/05/2020).
"Walupun dengan harga yang disubsidi, tapi volumenya tidak terserap banyak, akibatnya inventory meningkat yang tadinya 1 bulan menjadi 3 bulan ini berdampak pada operting cost yang juga menjadi tinggi," paparnya.
Menurutnya, perkiraan harga minyak akan rebound dikisaran US$ 40 per barel di akhir tahun. Sehingga perkembangan harga minyak Mei dan Juni ini masih akan terus dicermati.
Arifin mengatakan masih akan terus menunggu realisasi pemotongan produksi minyak global oleh negara-negara OPEC dan Non OPEC.Seperti diketahui Mei - Juni ada rencana pemangkasan produksi sebesar 9,7 juta barel. Lalu pemotonngan produksi Juli -Desember 7,7 juta barel, dan Januari - April 2021 sebesar 5,8 juta barel.
"Pemerintah tetap mempertahnkan kebijakan penugasan untuk jenis BBM tertentu dan Premium dan tetap memberikan subsidi minyak tanah dan elpiji yang digunakan langsung masyarakat kecil," tuturnya.
Berdasarkan data dari harga bahan bakar eceran negara-negara ASEAN per 13 April 2020, BBM Indonesia jenis gasoline hanya kalah murah dengan Malaysia. Urutan negara dengan harga BBM lebih mahal dari Indonesia yakni Vietnam, Filiphina, Kamboja, Thailand, Laos, dan Singapura.
Di Malaysia gasoline seharga US$ 0,29/liter atau Rp 4.495/liter, diesel US$ 0,52/liter atau Rp 8.060/liter. Indonesia harga gasoline US$ 0,49/liter atau Rp 7.650/liter, diesel US$ 0,33/liter atau Rp 5.150/liter.
Sebagai perbandingan, negara yang harga BBM nya setingkat lebih mahal dari Indonesia yakni Vietnam harga gasolinenya dijual dengan harga US$0,52/liter atau Rp 8.060, diesel US$ 0,47/liter atau Rp 7.285/liter.
Subsidi energi makin menurun karena dialihkan untuk belanja yang lebih produktif. Subsidi energi dalam empat tahun terakhir dipangkas sekitar Rp 737 triliun dibandingkan empat tahun sebelumnya. Tahun 2011 - 2014 alokasi subsidi energi sebesar Rp 1.214 triliun. Kemudian tahun 2015 - 2018 alokasi subsidi energi sebesar Rp 477 triliun.
Tahun 2019 alokasi subsidi energi sebesar Rp 135,4 triliun dan tahun ini alokasi subsidi energi kembali diturunkan menjadi Rp 125,3 triliun, dengan rincian alokasi untuk BBM/LPG sebesar Rp 70,5 triliun dan listrik Rp 54,8 triliun.
(gus) Next Article Terungkap, Ini yang Bikin Harga Bensin Pertamax Cs Turun!
Most Popular