
Internasional
Terungkap! Ini Alasan Mengapa Malaysia Kritik Keras WHO
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 May 2020 10:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia mengkritik organisasi kesehatan dunia, WHO, Senin (4/5/2020). WHO dikatakan terjebak dengan kampanye lama yang mendiskriditkan komoditas asal negara itu.
"WHO melalui penasehatnya yang terbaru, lagi-lagi jatuh ke sumur yang sama," kata CEO Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC), Kalyana Sundram, sebagaimana dikutip Reuters.
"(WHO) mempromosikan minyak dari komoditas tertentu dan menyisihkan sawit."
Lagipula, katanya, fokus kesehatan tiap negara berbeda. Di sebagian Asia dan Afrika, kebutuhan yang terjangkau untuk menangkal gizi buruk dan infeksi karena COVID-19 harusnya lebih penting.
"WHO harus fokus pada memunculkan gagasan manajemen kesehatan yang sangat berbeda, daripada jatuh ke "pesan-pesan kuno"," katanya lagi.
Lalu mengapa ini terjadi?
Hal tersebut terkait dengan ucapan WHO regional Mediterania Timur. Di mana organisasi PBB itu meminta orang-orang mengonsumsi lemak tak jenuh dari ikan, alpukat, zaitun, bunga matahari dan jagung agar tetap fit di tengah pandemi COVID-19.
Namun WHO tidak menyarankan pengonsumsian lemak jenuh dari sumber lain. Yakni daging berlemak, mentega, minyak kelapa, minyak babi, krim dan keju termasuk minyak kelapa sawit.
Meski demikian belum ada komentar dari WHO saat berita ini diverifikasi.
Malaysia adalah produsen CPO terbesar kedua di dunia. Bersama-sama Indonesia, keduanya menghasilkan 85% dari total minyak sawit global.
(sef/sef) Next Article Bukan RI, WHO Pilih Malaysia buat Uji Coba Obat Corona
"WHO melalui penasehatnya yang terbaru, lagi-lagi jatuh ke sumur yang sama," kata CEO Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC), Kalyana Sundram, sebagaimana dikutip Reuters.
"(WHO) mempromosikan minyak dari komoditas tertentu dan menyisihkan sawit."
"WHO harus fokus pada memunculkan gagasan manajemen kesehatan yang sangat berbeda, daripada jatuh ke "pesan-pesan kuno"," katanya lagi.
Lalu mengapa ini terjadi?
Hal tersebut terkait dengan ucapan WHO regional Mediterania Timur. Di mana organisasi PBB itu meminta orang-orang mengonsumsi lemak tak jenuh dari ikan, alpukat, zaitun, bunga matahari dan jagung agar tetap fit di tengah pandemi COVID-19.
Namun WHO tidak menyarankan pengonsumsian lemak jenuh dari sumber lain. Yakni daging berlemak, mentega, minyak kelapa, minyak babi, krim dan keju termasuk minyak kelapa sawit.
Meski demikian belum ada komentar dari WHO saat berita ini diverifikasi.
Malaysia adalah produsen CPO terbesar kedua di dunia. Bersama-sama Indonesia, keduanya menghasilkan 85% dari total minyak sawit global.
(sef/sef) Next Article Bukan RI, WHO Pilih Malaysia buat Uji Coba Obat Corona
Most Popular