Tensi Trade War AS-China, Obligasi RI Menguat Signifikan

Haryanto, CNBC Indonesia
04 May 2020 18:11
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari ini, Senin (4/5/2020) menguat di tengah kekhawatiran perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat pasar ragu untuk mengambil aset berisiko.

Ketegangan AS-China kembali menguat setelah Presiden AS, Donald Trump mengatakan bisa saja mengenakan bea masuk impor akibat penanganan virus corona yang dilakukan China sehingga menjadi pandemi.

Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun, sementara FR0080 bertenor 15 tahun justru melemah.

Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 29,80 basis poin (bps) menjadi 7,29%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Yield Obligasi Negara Acuan 30 Apr'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 30 Apr'20 (%)

Yield 4 Mei'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 4 Mei'20 (%)

FR0081

5 tahun

7.592

7.294

-29.80

7.4305

FR0082

10 tahun

8.077

7.892

-18.50

8.0423

FR0080

15 tahun

8.072

8.154

8.20

8.0745

FR0083

20 tahun

8.093

8.089

-0.40

8.1253

Sumber: Refinitiv 

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) turun. Indeks tersebut melemah 0,92 poin (0,34%) menjadi 265,75 dari posisi kemarin 266,70.

Penguatan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada hari Senin ini (4/5/2020), Rupiah melemah 1,52% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 15.050/US$ di pasar spot.

 

Obligasi RI Jadi Yang Terbaik
Penguatan harga SUN senada dengan penguatan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terbaik.

Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau bervariatif, yang kesemuanya mencatatkan variatif tingkat yield.  Sementara surat utang negara yang paling menguat yaitu Indonesia, yang mengalami penurunan tingkat yield 18,5 basis poin (bps).

Hal tersebut mencerminkan investor global mulai masuk ke aset pendapatan tetap (fixed income) atau obligasi pemerintah Indonesia di tengah tensi trade war antara AS-China, sehingga investor menghindari aset berisiko untuk sementara waktu.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) pada bulan April melakukan pembelian langsung pertama utang negara dalam lelang primer. Pembelian mengikuti pelonggaran aturan untuk menjaga imbal hasil (yield) tetap stabil.


Yield
Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 30 Apr'20 (%)

Yield 4 Mei'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

7.5

7.58

8.00

China (A+)

2.509

2.56

5.10

Jerman (AAA)

-0.513

-0.574

-6.10

Prancis (AA)

-0.053

-0.074

-2.10

Inggris Raya (AA)

0.265

0.227

-3.80

India (BBB-)

6.11

6.084

-2.60

Jepang (A)

-0.033

-0.015

1.80

Malaysia (A-)

2.866

2.872

0.60

Filipina (BBB)

3.496

3.391

-10.50

Rusia (BBB)

6.08

6.14

6.00

Singapura (AAA)

0.903

0.881

-2.20

Thailand (BBB+)

1.18

1.18

0.00

Amerika Serikat (AAA)

0.611

0.601

-1.00

Afrika Selatan (BB+)

10.225

10.25

2.50

 Sumber: Refinitiv



[Gambas:Video CNBC]



 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular