Wow! Demi Minyak, Trump Tega Ancam Arab Saudi

tahir saleh, CNBC Indonesia
02 May 2020 06:23
U.S. President Donald Trump holds a chart of military hardware sales as he welcomes Saudi Arabia's Crown Prince Mohammed bin Salman in the Oval Office at the White House in Washington, U.S. March 20, 2018.  REUTERS/Jonathan Ernst
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Washington DC, CNBC Indonesia - Kisruh perihal harga minyak turut menyeret Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Menurut laporan khusus Reuters, Trump diketahui memberi ultimatum kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) bahwa ia tidak akan berusaha menghentikan anggota parlemen AS dari meloloskan UU untuk menarik pasukan AS dari Saudi, kecuali Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mulai memotong produksi minyaknya.

Hal ini diungkapkan oleh empat sumber Reuters yang mengetahui dengan persoalan ini, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (1/5/2020).



Ancaman Trump untuk mengakhiri aliansi strategis yang sudah terbangun 75 tahun dengan Saudi yang belum pernah dilaporkan sebelumnya. Langkah itu menjadi poin utama kampanye tekanan AS yang menyebabkan kesepakatan global penting dihasilkan dalam memangkas pasokan minyak.

Ini karena permintaan ambles gara-gara pandemi Covid-19. Jika terwujud, Trump berhasil mencetak kemenangan diplomatik.

Trump menyampaikan pesan kepada MBS 10 hari sebelum pengumuman pengurangan produksi. Menurut sumber AS, Pemimpin de facto dari Kerajaan Arab ini dilaporkan amat terkejut oleh ancaman ini.

Dia bahkan memerintahkan para pembantunya keluar dari ruangan. Sehingga dia dapat melanjutkan diskusi secara pribadi dengan Trump.

Upaya itu mengilustrasikan keinginan kuat Trump melindungi industri minyak AS dari krisis harga minyak yang bersejarah ketika pemerintah di hampir semua negara yang terkena pandemi Covid-19 menutup ekonominya guna memerangi virus. Kondisi ini menyebabkan harga minyak ambles ke level terendah.

Upaya ini juga mencerminkan langkah yang bertolak belakang dari kritik lama Trump terhadap kartel minyak. Kartel itu sempat dikritik karena meningkatkan biaya energi bagi AS dengan pemotongan produksi yang biasanya menyebabkan harga bensin lebih tinggi. Namun sekarang, Trump malah meminta OPEC untuk memangkas produksi.



Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Reuters pemerintah AS memberitahu kepada para pemimpin Saudi kalau tanpa pengurangan produksi yang dilakukan OPEC, maka "tidak akan ada cara untuk menghentikan Kongres AS dari memberlakukan batasan yang dapat menyebabkan penarikan pasukan AS [dari Arab]."

Pejabat itu menyimpulkan argumen, yang dibuat melalui berbagai saluran diplomatik, seperti memberitahu sebuah pesan para pemimpin Saudi: "Kami membela industri Anda sementara Anda menghancurkan milik kami."

Reuters bertanya kepada Trump tentang pembicaraan dalam wawancara pada Rabu malam di Gedung Putih. Saat itu Trump sedang membahas berbagai topik berkaitan dengan pandemi. Ketika ditanya apakah dia memberitahu MBS bahwa AS berpotensi menarik pasukan dari Arab Saudi, Trump menegaskan, "Saya tidak harus memberitahunya."

"Saya pikir dia dan Presiden Putin, Vladimir Putin, sangat masuk akal," kata Trump. "Mereka tahu mereka punya masalah, dan kemudian ini terjadi [harga minyak ambles]."

Ketika ditanya apa yang dia katakan kepada MBS, Trump mengatakan: "Mereka mengalami kesulitan membuat kesepakatan. Dan saya berbincang melalui telepon dengannya, dan kami dapat mencapai kesepakatan "untuk pengurangan produksi", kata Trump.

Kantor media pemerintah Arab Saudi tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Seorang pejabat Saudi yang meminta tidak disebutkan namanya menekankan perjanjian tersebut mewakili keinginan semua negara pengekspor dalam OPEC+ (termasuk sekutunya, Rusia).

"Arab Saudi, AS, dan Rusia telah memainkan peran penting dalam perjanjian pemangkasan produksi minyak OPEC +, tetapi tanpa kerja sama dari 23 negara yang mengambil bagian dalam perjanjian, itu tidak akan terjadi," kata pejabat Saudi, yang menolak untuk mengomentari diskusi antara para pemimpin AS dan Saudi.

[Gambas:Video CNBC]





(miq/dru) Next Article Putra Mahkota Arab Saudi Telepon Menhan AS, Bahas Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular