
Remdesivir Buatan Gilead Katanya Bisa Atasi Corona, Mahal?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 April 2020 14:16

Kabar baik lainnya adalah, jika remdesivir diproduksi secara massal, ongkos produksinya pun terbilang tak besar-besar amat. Dalam Journal of Virus Eradication, ongkos perawatan 10 hari akan menelan biaya US$ 4,8 per orang.
Setelah penyesuaian untuk biaya formulasi (dan 20% kerugian yang diproyeksikan selama formulasi), biaya botol, margin laba dan pajak, perkiraan biaya per perawatan akan menjadi sekitar US$ 9 per orang atau Rp 140.960 menggunakan kurs referensi JISDOR hari ini, seperti yang tertera pada tabel di bawah. Jika waktu perawatan normal berjalan selama 10 hari, maka estimasi biaya harian diperkirakan mencapai US$ 0,93/orang.
Perhitungan biaya obat tersebut tidak memperhitungkan biaya tambahan seperti infus untuk injeksi intravena, jarum suntik, air steril, hingga biaya staf dan administrasinya.
Sebenarnya selain remdesivir ada obat-obatan lain yang juga potensial digunakan untuk menyembuhkan Covid-19. Mengacu pada Journal of Virus Eradication ada 7 obat lain yang potensial untuk dijadikan antivirus melawan COVID-19.
Ketujuh obat tersebut antara lain favipiravir yang biasanya digunakan sebagai obat influenza. Ada juga lopinavir atau ritonavir yang digunakan dalam penanganan kasus HIV. Selanjutnya ada obat antimalaria yang sempat beken dan dibilang Trump sebagai Game Changer yakni chloroquine dan hydroxychloroquine.
Semua obat yang disebut di atas merupakan kandidat obat Covid-19. Virus corona menyerang sistem pernapasan terutama paru-paru dan menyebabkan pneumonia pada penderitanya. Obat lain yang digunakan untuk memperbaiki fungsi paru-paru dan mengurangi respons peradangan (inflamasi) adalah pirfenidone.
Biaya produksi obat-obatan tersebut pun terbilang ‘murah’ karena hanya membutuhkan setidaknya US$ 1 untuk satu penanganan dalam sehari.
Itu baru ongkos produksinya saja lho. Untuk harganya sendiri masih jauh lebih mahal terutama di AS. Bahkan untuk obat-obatan yang sudah generik pun ada yang harganya mencapai belasan ribu dolar AS atau ratusan juta rupiah.
Itu baru obatnya saja, belum biaya perawatan dan penanganan, cek laboratorium dlsb. Sekarang seharusnya kita menjadi semakin sadar bahwa kesehatan itu memang benar-benar mahal harganya. Untuk itu langkah paling baik di tengah pandemi ini adalah menjaga kesehatan. Toh mencegah memang lebih baik daripada mengobati tho?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Setelah penyesuaian untuk biaya formulasi (dan 20% kerugian yang diproyeksikan selama formulasi), biaya botol, margin laba dan pajak, perkiraan biaya per perawatan akan menjadi sekitar US$ 9 per orang atau Rp 140.960 menggunakan kurs referensi JISDOR hari ini, seperti yang tertera pada tabel di bawah. Jika waktu perawatan normal berjalan selama 10 hari, maka estimasi biaya harian diperkirakan mencapai US$ 0,93/orang.
Perhitungan biaya obat tersebut tidak memperhitungkan biaya tambahan seperti infus untuk injeksi intravena, jarum suntik, air steril, hingga biaya staf dan administrasinya.
Ketujuh obat tersebut antara lain favipiravir yang biasanya digunakan sebagai obat influenza. Ada juga lopinavir atau ritonavir yang digunakan dalam penanganan kasus HIV. Selanjutnya ada obat antimalaria yang sempat beken dan dibilang Trump sebagai Game Changer yakni chloroquine dan hydroxychloroquine.
Semua obat yang disebut di atas merupakan kandidat obat Covid-19. Virus corona menyerang sistem pernapasan terutama paru-paru dan menyebabkan pneumonia pada penderitanya. Obat lain yang digunakan untuk memperbaiki fungsi paru-paru dan mengurangi respons peradangan (inflamasi) adalah pirfenidone.
Biaya produksi obat-obatan tersebut pun terbilang ‘murah’ karena hanya membutuhkan setidaknya US$ 1 untuk satu penanganan dalam sehari.
Itu baru ongkos produksinya saja lho. Untuk harganya sendiri masih jauh lebih mahal terutama di AS. Bahkan untuk obat-obatan yang sudah generik pun ada yang harganya mencapai belasan ribu dolar AS atau ratusan juta rupiah.
Itu baru obatnya saja, belum biaya perawatan dan penanganan, cek laboratorium dlsb. Sekarang seharusnya kita menjadi semakin sadar bahwa kesehatan itu memang benar-benar mahal harganya. Untuk itu langkah paling baik di tengah pandemi ini adalah menjaga kesehatan. Toh mencegah memang lebih baik daripada mengobati tho?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Pages
Most Popular