Update

Dihajar Corona, Kapan Ekonomi Bangkit? Kayaknya Agak Lama...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 April 2020 06:03
Kondisi Terkini Lockdown di Spanyol. AP/Manu Fernandez
Foto: Kondisi Terkini Lockdown di Spanyol. AP/Manu Fernandez
Reuters menggelar jajak pendapat yang melibatkan 155 ekonom yang hasilnya lumayan mengkhawatirkan. Median dari survei tersebut adalah, ekonomi global diperkirakan terkontraksi -2% pada tahun ini. Lebih dalam dibandingkan survei tiga pekan lalu yang menghasilkan median -1,2%.

Bukan cuma itu, hal yang perlu diperhatikan adalah seberapa lama waktu yang dibutuhkan agar perekonomian dunia bisa pulih. Ternyata sekitar 56% responden memperkirakan pola pemulihan ekonomi akan berbentuk huruf U (U-Shaped). Artinya, kontraksi akan dalam dan begitu mencapai dasar butuh waktu agak lama untuk bangkit kembali.

growthReuters


"Ekonomi dunia jatuh dalam kecepatan yang belum pernah terlihat sejak Perang Dunia II. Sampai vaksin ditemukan dan diproduksi massal, maka pemulihan ekonomi akan lebih ke arah U-Shaped ketimbang V-Shaped," kata Michael Hanson, Ekonom Senior JPMorgan, seperti dikutip dari Reuters.

Morgan Stanley menyebutkan hal serupa. Sebelum vaksin ditemukan dan beredar luas, sepertinya social distancing menjadi norma baru yang harus terus dijalankan. Ini berarti aktivitas ekonomi belum bisa melaju kencang, meski sejumlah negara sudah mulai mengendurkan lockdown.

"Social distancing akan menjadi sesuatu yang normal sampai vaksin ditemukan. Memang beberapa negara sepertinya sudah melewati fase terburuk, tetapi bukan berarti social distancing hilang sama sekali. Ini yang akan membebani laju pertumbuhan ekonomi," tulis riset Morgan Stanley.

Oleh karena itu, vaksin memang menjadi kunci untuk memenangkan perang melawan virus corona. Vaksin harus tersedia dengan cepat, agar bisa efektif sebelum virus bermutasi menjadi lebih kuat.

Bloomberg mengabarkan, seperti dikutip dari Reuters, pemerintah AS sedang berencana mempercepat pengadaan vaksin melalui Operation Warp Speed. Pemerintah, militer, dan perusahaan akan bahu-membahu dalam operasi ini. Tujuan akhirnya adalah menyediakan 100 juta dosis vaksin pada akhir tahun.

Sementara di Indonesia, pemerintah menggaet Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Palang Merah Indonesia (PMI) juga untuk menggunakan terapi plasma darah dalam melawan pandemi Covid-19. Seorang yang sembuh dari Covid-19 di dalam darahnya ada protein antivirus bernama antibodi. Nantinya plasma darah orang yang sembuh dari Covid-19 akan diinjeksikan ke pasien yang masih menderita Covid-19.


Apapun langkah yang ditempuh sebaiknya berhasil, dan cepat. Sebab semakin lama kita bergulat dengan virus corona, maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk membangkitkan ekonomi yang sekarang sedang mati suri.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular