Gula & Bawang Putih Belum Beres, Harga Bawang Merah Terbang

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 April 2020 17:29
bahan pangan Bawang Merah di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur
Foto: Bawang Merah di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah merebaknya pandemi virus corona (Covid-19) yang belum berkesudahan ini, stok pangan di berbagai provinsi Tanah Air mulai menipis. Beberapa bahan pangan bahkan harganya melambung tinggi di bulan April ini, gula dan bawang putih mengalami lonjakan harga tajam, kini giliran bawang merah.

Baru-baru ini RI-1 Joko Widodo (Jokowi) mendapat laporan bahwa banyak bahan pokok yang mengalami defisit. Bahan pangan yang mengalami defisit tersebut seperti beras yang defisit di 7 provinsi.

Lalu stok cabai besar defisit di 23 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi. Stok bawang merah diperkirakan juga defisit di 1 provinsi dan stok telur ayam defisit di 22 provinsi.

Selain itu stok untuk gula pasir juga diperkirakan defisit di 30 provinsi. Lalu stok bawang putih juga diperkirakan defisit di 31 provinsi. Hanya stok untuk minyak goreng yang diperkirakan cukup untuk 34 provinsi.

Pada bulan April ini harga beras secara nasional di pasar tradisional masih cenderung stabil. Harga bawang putih cenderung menurun. Namun harga gula pasir masih anteng di level Rp 18.000/Kg. Masih jauh sekali dari target harga eceran tertingginya di Rp 12.500/Kg.

Harga cabai secara nasional memang turun 5% pada April ini. Namun harga cabai merah besar di 9 provinsi Tanah Air seperti di Nusa Tenggara, Kalimantan dan Papua mengalami kenaikan.

Kenaikan tertinggi harga cabai merah besar tercatat di Provinsi Papua yang melesat hingga 57%. Per hari ini harga cabai merah besar di Papua dibanderol Rp 89.200/Kg. Harga ini melampaui harga cabai di Kepulauan Bangka Belitung yang per kg dibanderol Rp 75.000 sejak awal bulan.



Sementara itu untuk komoditas yang mengalami kenaikan harga di bulan April ini adalah bawang merah. Secara nasional harga bawang merah naik 11% di bulan ini. Mengacu pada data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, hanya ada 8 provinsi saja yang mencatatkan penurunan harga bawang merah.

Kenaikan harga bawang merah tertinggi di Tanah Air dalam sebulan terakhir terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Di NTB harga bawang merah melesat hingga 34% dan kini dibanderol di Rp 37.050/kg. Untuk harga bawang merah tertinggi tercatat di Provinsi Papua sebesar Rp 77.000/Kg diikuti DKI Jakarta dengan harga per kilo mencapai Rp 56.650/kg.



Kembali lagi, pemerintah harus segera kroscek di lapangan dan ambil tindakan tegas. Stok bawang merah menipis di satu provinsi, harga bawang merah hampir di semua provinsi naik. Segera lakukan intervensi ke pasar, dengan operasi pasar atau sidak gudang-gudang pelaku usaha.
Cabai merah dan bawang merah merupakan dua komoditas yang sangat sensitif dengan pola dan jumlah distribusi. Jika jalur distribusinya bertambah maka harga di tingkat konsumen akhir jelas akan melesat tajam.

Jokowi pun meminta agar dilakukan pendistribusian yang baik. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pokok dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit.
"Oleh sebab itu transportasi distribusi pangan antar provinsi, antar wilayah, antar pulau tidak boleh terganggu," tegasnya.

Khusus gula, Perum Bulog akan dimaksimalkan untuk meredam harga dan menjaga stok yang defisit salah satu caranya dengan mengimpor gula sebanyak 21.000 ton.



"Perum Bulog sudah mengontrak sebesar 51.300 ton dan diharapkan dari jumlah tersebut ada yang 21.000 ton adalah impor dan 29.000 dari pabrik gula dalam negeri," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (28/4).

Selain itu, untuk menambah stok, pemerintah terus melakukan pengadaan gula konsumsi dari pengalihan gula rafinasi yang selama ini banyak dipakai oleh industri.



"Kemudian pengalihan gula rafinasi sebanyak 191.762 ton dan ini adalah masalah repackaging dan izin peredaran. Sehingga akan ada 182.762 yang akan masuk ke pasar," kata Airlangga.



Selain itu, menurut Airlangga ada gula mentah atau raw sugar yang ada di pabrik dan diharapkan ada pengolahan menjadi gula konsumsi sudah sejak Maret sebanyak 42.072 ton.

"Kemudian ada stok di PG BUMN dan swasta sebanyak 47.772 ton. Keseluruhan stok ini, kebutuhan Maret-April adalah 302.000 ton," katanya.

Saat ini fokus pemerintah adalah cermat dalam melakukan kalkulasi antara pasokan dan kebutuhan bahan pangan, pemerintah harus lebih gencar dalam melakukan kroscek di lapangan memonitor ketersediaan komoditas pokok beserta pergerakan harganya.

Di samping itu pemerintah juga harus memastikan bahwa distribusi kebutuhan pokok dari daerah yang surplus ke yang defisit harus berjalan dengan lancar.



TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular