
Harga Cabai & Bawang Merah Makin Perih di Awal Puasa
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 April 2020 16:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Menginjak hari puasa keempat, harga beberapa sembako mulai merangkak naik, sementara harga gula turun tapi tak signifikan.
Senin (27/4/2020), menjadi hari keempat puasa bagi umat Muslim. Kehadiran bulan puasa biasanya diiringi dengan kenaikan konsumsi yang memiliki konsekuensi membuat harga terutama pangan jadi terkerek naik.
Berdasarkan data Pusat informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, beberapa komoditas pangan yang mencatatkan kenaikan harga relatif lebih tinggi dari yang lain adalah cabai merah, cabai rawit hijau dan bawang merah. Pemerintah sebelumnya sempat memberikan catatan untuk bawang putih, daging sapi, dan gula.
Di pasar tradisional seluruh penjuru negeri, harga cabai merah besar dibanderol Rp 34.250/kg, naik 2,1% dibanding posisi harga kemarin. Harga cabai merah keriting juga mengalami kenaikan 2,4% dalam sehari menjadi Rp 32.500/Kg.
Untuk komoditas cabai rawit hijau harganya juga menguat 2,4% sehari terakhir. Kini harga cabai rawit hijau di pasar-pasar tradisional seluruh provinsi RI mencapai Rp 34.850/Kg.
Sementara itu harga komoditas bawang merah juga masih mahal. Satu kilogram bawang merah di pasar tradisional dihargai Rp 45.450/Kg atau naik 1,6% dibanding posisi penutupan kemarin.
Lagi-lagi bahan pangan yang margin perdagangan dan pengangkutannya tinggi seperti bawang merah dan cabai merah yang mengalami kenaikan. Artinya harga komoditas pangan ini sangat sensitif dengan pola dan jumlah distribusinya.
Di saat yang sama harga gula pasir walau sudah berangsur turun, tetapi masih saja dibanderol di atas Rp 18.000/Kg. Harga ini jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok sebesar Rp 12.500/Kg.
Bila ditarik lebih ke belakang pergerakan harga gula pasir dalam hampir 3 bulan terakhir trennya terus naik. Harga rata-rata gula pada 11 Februari masih Rp 14.000/kg, pada 10 Maret 2020 sudah Rp 16.400 per kg maka sudah ada kenaikan 17% dalam sebulan.
Pada Minggu (26/4) Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengakui pasokan gula, bawang putih, dan daging sapi/kerbau bermasalah karena ketiganya harus diimpor. Pasokannya terganggu karena imbas dari pandemi virus corona.
"Karena importir kita lockdown, penutupan pelabuhan sehingga terlambat pengiriman," kata Syahrul. Ia memastikan pemerintah terus mengupayakan pasokannya.
Misalnya untuk gula pasir tepatnya menjelang puasa atau 2-3 minggu terakhir sudah diterima pasokan gula pasir. Bahkan dia menyebut, prosesnya cukup kuat, ditandai dengan raw sugar atau bahan baku gula pasir yang datang mencapai 280 ribu ton untuk diolah jadi gula kristal putih.
Pemerintah mengklaim sudah berupaya untuk menurunkan harga gula. Namun nyatanya harga gula pasir masih cenderung anteng, apalagi saat ini harga cabai dan bawang merah sudah mulai terlihat merangkak naik. Jelas ini harus diwaspadai.
Di saat puasa dan di tengah pandemi seperti ini, pasokan komoditas pangan yang cukup serta harga yang terjangkau dan stabil adalah syarat yang mutlak dipenuhi. Namun sudah dalam tiga bulan problematika harga gula yang melambung saja belum terselesaikan dengan baik. Rakyat saat ini yang sudah tekor karena wabah COVID-19 hanya bisa berharap harga gula cepat turun dan harga-harga yang lain tidak ikut naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Gula & Bawang Putih Belum Beres, Harga Bawang Merah Terbang
Senin (27/4/2020), menjadi hari keempat puasa bagi umat Muslim. Kehadiran bulan puasa biasanya diiringi dengan kenaikan konsumsi yang memiliki konsekuensi membuat harga terutama pangan jadi terkerek naik.
Berdasarkan data Pusat informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, beberapa komoditas pangan yang mencatatkan kenaikan harga relatif lebih tinggi dari yang lain adalah cabai merah, cabai rawit hijau dan bawang merah. Pemerintah sebelumnya sempat memberikan catatan untuk bawang putih, daging sapi, dan gula.
Untuk komoditas cabai rawit hijau harganya juga menguat 2,4% sehari terakhir. Kini harga cabai rawit hijau di pasar-pasar tradisional seluruh provinsi RI mencapai Rp 34.850/Kg.
Sementara itu harga komoditas bawang merah juga masih mahal. Satu kilogram bawang merah di pasar tradisional dihargai Rp 45.450/Kg atau naik 1,6% dibanding posisi penutupan kemarin.
Lagi-lagi bahan pangan yang margin perdagangan dan pengangkutannya tinggi seperti bawang merah dan cabai merah yang mengalami kenaikan. Artinya harga komoditas pangan ini sangat sensitif dengan pola dan jumlah distribusinya.
Di saat yang sama harga gula pasir walau sudah berangsur turun, tetapi masih saja dibanderol di atas Rp 18.000/Kg. Harga ini jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok sebesar Rp 12.500/Kg.
Bila ditarik lebih ke belakang pergerakan harga gula pasir dalam hampir 3 bulan terakhir trennya terus naik. Harga rata-rata gula pada 11 Februari masih Rp 14.000/kg, pada 10 Maret 2020 sudah Rp 16.400 per kg maka sudah ada kenaikan 17% dalam sebulan.
Pada Minggu (26/4) Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengakui pasokan gula, bawang putih, dan daging sapi/kerbau bermasalah karena ketiganya harus diimpor. Pasokannya terganggu karena imbas dari pandemi virus corona.
"Karena importir kita lockdown, penutupan pelabuhan sehingga terlambat pengiriman," kata Syahrul. Ia memastikan pemerintah terus mengupayakan pasokannya.
Misalnya untuk gula pasir tepatnya menjelang puasa atau 2-3 minggu terakhir sudah diterima pasokan gula pasir. Bahkan dia menyebut, prosesnya cukup kuat, ditandai dengan raw sugar atau bahan baku gula pasir yang datang mencapai 280 ribu ton untuk diolah jadi gula kristal putih.
Pemerintah mengklaim sudah berupaya untuk menurunkan harga gula. Namun nyatanya harga gula pasir masih cenderung anteng, apalagi saat ini harga cabai dan bawang merah sudah mulai terlihat merangkak naik. Jelas ini harus diwaspadai.
Di saat puasa dan di tengah pandemi seperti ini, pasokan komoditas pangan yang cukup serta harga yang terjangkau dan stabil adalah syarat yang mutlak dipenuhi. Namun sudah dalam tiga bulan problematika harga gula yang melambung saja belum terselesaikan dengan baik. Rakyat saat ini yang sudah tekor karena wabah COVID-19 hanya bisa berharap harga gula cepat turun dan harga-harga yang lain tidak ikut naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Gula & Bawang Putih Belum Beres, Harga Bawang Merah Terbang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular