
Disorot Jokowi, Mentan SYL Buka-Bukaan Soal Defisit Pangan
Ratu Rina, CNBC Indonesia
29 April 2020 16:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan soal stok sejumlah komoditas pangan domestik seperti beras, bawang hingga gula yang ternyata mengalami defisit stok di puluhan provinsi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Jokowi meminta para kementerian berkerjasama memeriksa dan bertindak di lapangan.
Bagaimana Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan kondisi tersebut?
Ia menyebutkan ada 11 komoditas pangan dasar yang menjadi kebutuhan bagi keberlangsungan kehidupan sebuah negeri khususnya di Indonesia yang dipantau ketat pemerintah. Kesebelas pangan dasar itu yakni, beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/daging kerbau, daging ayam ras, telor ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.
"Sampai dengan Mei ini dalam neraca nasional kita secara keseluruhan, ini cukup bagus dan cukup terkendali dengan aman," kata Syahrul Yasin Limpo secara eksklusif dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Rabu (28/04/20).
Syahrul membenarkan apa yang disampaikan Presiden Jokowi bahwa ada sejumlah provinsi yang mengalami defisit stok. Namun, ada juga sejumlah provinsi yang mengalami surplus.
"Contohnya, sampai dengan bulan April itu ada 19 provinsi surplus dari 34 provinsi. Kemudian ada 1 provinsi yang minus di atas 10%, Kalteng misalnya, 2 provinsi yang defisitnya antar 10-15% Bali dan Kalbar dan 13 provinsi di bawah 5% Sumut, Riau, Kepri, Jambi, dan seterusnya," ungkapnya.
Namun, pemerintah telah melakukan intervensi kepada sejumlah provinsi yang mengalami defisit komoditas tersebut dengan mengalihkan hasil komoditas dari sejumlah provinsi yang mengalami surplus.
"Maka saat ini terdapat 28 provinsi yang dalam kendali sudah bagus," ujar Syahrul.
Menurutnya, ada 2 provinsi yang mengalami defisit membutuhkan perhatian lebih seperti di Kaltara dan Maluku. Kemudian, ada 4 provinsi yang mengalami defisit stok pangan dan membutuhkan intervensi yang lebih kuat lagi yaitu di Riau, Kepri, Babel dan Maluku.
"Oleh karena itu, 11 komoditi pangan utama itu neraca nasionalnya aman dan kalau kita intervensi maka akan menghasilkan penguatan-penguatan dan sekaligus menyalurkan produksi-produksi yang ada dari provinsi sih yang surplus," katanya.
(hoi/hoi) Next Article 3 Komoditas Pangan Ini Sempat Bermasalah Pasokannya, Aman?
Bagaimana Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan kondisi tersebut?
Ia menyebutkan ada 11 komoditas pangan dasar yang menjadi kebutuhan bagi keberlangsungan kehidupan sebuah negeri khususnya di Indonesia yang dipantau ketat pemerintah. Kesebelas pangan dasar itu yakni, beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/daging kerbau, daging ayam ras, telor ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.
"Sampai dengan Mei ini dalam neraca nasional kita secara keseluruhan, ini cukup bagus dan cukup terkendali dengan aman," kata Syahrul Yasin Limpo secara eksklusif dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Rabu (28/04/20).
Syahrul membenarkan apa yang disampaikan Presiden Jokowi bahwa ada sejumlah provinsi yang mengalami defisit stok. Namun, ada juga sejumlah provinsi yang mengalami surplus.
"Contohnya, sampai dengan bulan April itu ada 19 provinsi surplus dari 34 provinsi. Kemudian ada 1 provinsi yang minus di atas 10%, Kalteng misalnya, 2 provinsi yang defisitnya antar 10-15% Bali dan Kalbar dan 13 provinsi di bawah 5% Sumut, Riau, Kepri, Jambi, dan seterusnya," ungkapnya.
Namun, pemerintah telah melakukan intervensi kepada sejumlah provinsi yang mengalami defisit komoditas tersebut dengan mengalihkan hasil komoditas dari sejumlah provinsi yang mengalami surplus.
"Maka saat ini terdapat 28 provinsi yang dalam kendali sudah bagus," ujar Syahrul.
Menurutnya, ada 2 provinsi yang mengalami defisit membutuhkan perhatian lebih seperti di Kaltara dan Maluku. Kemudian, ada 4 provinsi yang mengalami defisit stok pangan dan membutuhkan intervensi yang lebih kuat lagi yaitu di Riau, Kepri, Babel dan Maluku.
"Oleh karena itu, 11 komoditi pangan utama itu neraca nasionalnya aman dan kalau kita intervensi maka akan menghasilkan penguatan-penguatan dan sekaligus menyalurkan produksi-produksi yang ada dari provinsi sih yang surplus," katanya.
(hoi/hoi) Next Article 3 Komoditas Pangan Ini Sempat Bermasalah Pasokannya, Aman?
Most Popular