Duh! Pengusaha Terpaksa Jual Hotel Demi Bertahan dari Corona

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
29 April 2020 13:57
Suasana Gedung Kementrian di Kawasan Jakarta, Rabu 7/8. Pemindahan ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Jakarta ke salah satu lokasi di Kalimantan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, mencapai Rp 466 triliun. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Salah satu komponen utama pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 
Potensinya sangat kasar. Pemetaan potensi aset di Medan Merdeka, Kuningan, Sudirman, dan Thamrin perkiraan Rp 150 triliun. Ini bisa menambal kebutuhan APBN. Tadinya dari APBN butuh Rp 93 triliun. Artinya dengan Rp 150 triliun bisa menutup untuk bangun istana, pangkalan TNI, dan kebutuhan rumah dinas. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Gedung Perkantoran di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah modus penjualan hotel-hotel di platform e-commerce yang marak tapi tak jelas penjualnya, pengusaha hotel memang mengakui saat ini ada hotel-hotel yang dijual. Umumnya dilakukan oleh pemilik pengusaha yang membutuhkan cashflow di tengah krisis pandemi corona.

Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) mencatat hingga April sedikitnya sudah 1.504 hotel yang harus tutup sementara akibat wabah virus corona. Dari data yang diterima CNBC Indonesia, penutupan hotel merata terjadi di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Provinsi yang paling terkena dampak adalah Jawa Barat, yakni mencapai 475 hotel.

"Kalau yang jual memang sekarang ada, cuma nggak jual terbuka seperti di e-commerce, karena masalah cashflow corona ini. Nyari lawan pembeli saat ini memang tak mudah," kata Hariyadi kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/4).



Ia mengatakan selain menjual aset selain bangunan seperti hotel juga dijual properti lain seperti tanah. Namun, lagi-lagi menjual aset yang mencapai ratusan miliar di saat kondisi saat ini sangat sulit.

"Banyak orang butuh uang, tapi siapa yang punya duit, sekarang mendingan pegang tunai, dolar, atau emas. Kalau beli aset, jarang banget. Kalau yang jual hotel  memang ada," katanya.

Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk Stefanus Ridwan mengaku selama pandemi corona ini sering ditawari tanah dan hotel untuk dijual oleh sesama rekan bisnisnya. Ini karena banyak pengusaha butuh uang tunai saat pandemi, tapi ia menolaknya karena saat ini bukan prioritas untuk investasi.

Ia bilang ketidakpastian situasi membuat pengusaha ragu untuk mengambil keputusan, apalagi sampai mengeluarkan miliaran hingga triliunan rupiah untuk pembelian aset.

"Udah pasti turun dan yang beli juga nggak ada. Hotel ratusan yang ditawarin ke saya," kata Stefanus.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Ratusan Hotel Bintang Jogja Bangkrut & Diobral, Ini Faktanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular