Semangat! Kuartal II Masuk 'Parit', Kuartal III Kita Bangkit

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 April 2020 07:49
mata uang dolar rupiah dollar
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Saat ini pemerintah masih menganjurkan masyarakat untuk #dirumahaja. Bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah.

Bahkan di sejumlah daerah ada larangan yang lebih ketat atas nama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penerapan PSBB di Jakarta terbukti mampu menekan laju pertumbuhan penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu.

Pembatasan sosial (social distancing) membuat roda ekonomi berjalan lambat. Pada kuartal I-2020, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 4%. Masih lumayan karena aktivitas ekonomi pada Januari-Februari belum banyak terpengaruh pandemi virus corona.

Baca: Sri Mulyani Ramal Pertumbuhan PDB Kuartal I-2020 di 4,5-4,6%

Namun pada kuartal II-2020 sepertinya bakal berbeda. Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi nasional pada April-Juni masih tumbuh 1,1%, tetapi berbagai institusi meramal bakal ada kontraksi.

Moody's Analytics memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 2% pada kuartal I-2020 dan kemudian terkontraksi -3,9% pada kuartal berikutnya. Bahkan pemerintah juga memperingatkan ada risiko terjadinya kontraksi.

"Pertumbuhan ekonomi bisa turun 0,3%, hampir mendekati nol. Atau bahkan negative growth di -2,6%," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, beberapa waktu lalu.

Baca: Covid-19 Berkepanjangan, Sri Mulyani Khawatir RI Bisa Resesi

Wajar jika ekonomi domestik terkontraksi pada kuartal II-2020. Ini karena aktivitas ekonomi yang seharusnya memuncak seiring momentum Ramadan-Idul Fitri malah mati suri akibat pandemi virus corona.

Riset Morgan Stanley menyebutkan, pembatalan penerbangan di Indonesia mencapai 77,7%. Kunjungan masyarakat ke berbagai tempat juga menurun, yang naik hanya kunjungan ke rumah karena memang #dirumahaja.

coronaMorgan Stanley

"PSBB di Jakarta diperpanjang, sementara mudik Idul Fitri juga dilarang. Perjalanan keluar/masuk daerah yang menerapkan PSBB tidak diizinkan," sebut riset Morgan Stanley.

Pembatasan aktivitas masyarakat membuat konsumsi terhambat. Padahal konsumsi adalah kontributor terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Ketika konsumsi turun, maka PDB sudah pasti ikut terseret ke bawah.

"PSBB akan diimplementasikan di lebih banyak daerah, sehingga kami memperkirakan konsumsi rumah tangga akan terkontraksi 15-30% pada kuartal II-2020 dan baru bangkit pada kuartal IV-2020," kata Helmi Arman, Ekonom Citi.


(aji/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular