
AS dan Eropa Mau Cabut Lockdown, Yakin Sudah Aman?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
28 April 2020 15:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring dengan penurunan jumlah kasus baru, beberapa negara Eropa sudah mulai melonggarkan aturan pembatasan sosialnya bahkan sudah ambil ancang-ancang mencabut lockdown. Bagaimanapun juga langkah ini harus dilakukan dengan sangat berhati-hati dan penuh kewaspadaan.
Saat ini negara-negara Eropa yang menjadi episentrum penyebaran virus corona (COVID-19) seperti Spanyol, Italia, Perancis, dan Jerman sudah melaporkan penurunan jumlah kasus baru per harinya.
Keempat negara tersebut melaporkan kasus COVID-19 kumulatif per hari ini mencapai 753.571 kasus. Jumlah ini nyaris setara dengan seperempat atau 24,8% dari total kasus global yang kini sudah menembus angka 3 juta.
Dengan penurunan jumlah kasus baru yang dilaporkan, keempat negara tersebut sudah mulai ancang-ancang mengambil tindakan yang diperlukan guna mencabut lockdown. Langkah ini juga diikuti oleh negara kawasan Eropa lainnya.
Pelonggaran pembatasan sosial yang diambil setiap negara pun berbeda-beda. Ada yang sudah memperbolehkan berbagai toko buka, ada yang memperbolehkan warga keluar rumah untuk durasi waktu tertentu sampai ada yang membuka sekolah tetapi dengan jumlah murid yang dibatasi.
Sumber : Guardian, WHO, John Hopkins University CSSE, CNBC Indonesia Research
Walaupun kasus sudah turun. Namun negara-negara yang sudah mulai melonggarkan aturan masih tetap harus hati-hati dan tetap waspada. Pasalnya gelombang kedua wabah berpotensi muncul jika lengah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 masih jauh dari kata selesai. WHO juga menyoroti masih adanya peningkatan kasus di Asia, Afrika dan bahkan Eropa bagian Timur.
Berbagai bentuk restriksi atau pembatasan masih perlu diterapkan, sampai vaksin dan obat ditemukan bahkan hingga pandemi COVID-19 benar-benar berakhir. Lengah sedikit saja musuh akan kembali muncul dan dampak yang ditimbulkannya akan jauh lebih berat.
Saat ini negara-negara Eropa yang menjadi episentrum penyebaran virus corona (COVID-19) seperti Spanyol, Italia, Perancis, dan Jerman sudah melaporkan penurunan jumlah kasus baru per harinya.
Keempat negara tersebut melaporkan kasus COVID-19 kumulatif per hari ini mencapai 753.571 kasus. Jumlah ini nyaris setara dengan seperempat atau 24,8% dari total kasus global yang kini sudah menembus angka 3 juta.
Dengan penurunan jumlah kasus baru yang dilaporkan, keempat negara tersebut sudah mulai ancang-ancang mengambil tindakan yang diperlukan guna mencabut lockdown. Langkah ini juga diikuti oleh negara kawasan Eropa lainnya.
Pelonggaran pembatasan sosial yang diambil setiap negara pun berbeda-beda. Ada yang sudah memperbolehkan berbagai toko buka, ada yang memperbolehkan warga keluar rumah untuk durasi waktu tertentu sampai ada yang membuka sekolah tetapi dengan jumlah murid yang dibatasi.
Negara | Kebijakan | Kasus | Kematian | Rasio Mortalitas |
Albania | Toko dan pengadilan dibuka pekan lalu, orang-orang diperbolehkan berada di luar rumah selama 90 menit per hari, aturan terkait kapan sekolah akan kembali dibuka ditetapkan minggu ini | 736 | 28 | 3.8% |
Austria | Toko-toko besar, pusat perbelanjaan, dan salon rambut akan dibuka kembali mulai 1 Mei. Restoran dan hotel dapat dibuka kembali dari pertengahan Mei jika kondisi kesehatan memungkinkan | 15,274 | 549 | 3.6% |
Belgia | Toko-toko rencananya akan dibuka pada 11 Mei, sekolah mulai akan dibuka seminggu setelahnya. Namun jumlah siswa per kelas dibatasi | 46,687 | 7,207 | 15.4% |
Italia | Berencana akan memperbolehkan aktivitas manufaktur kembali beroperasi pada 4 Mei | 199,414 | 26,977 | 13.5% |
Jerman | Berbagai larangan sudah mulai dilonggarkan pekan lalu sehingga terjadi peningkatan aktivitas sosial. Kewajiban menggunakan masker masih ditetapkan ketika keluar rumah terutama di fasilitas transportasi umum | 158,758 | 6,126 | 3.9% |
Norwegia | Acara yang melibatkan kerumuman masa yang besar masih dilarang hingga 1 September. Namun pada 30 April akan ditetapkan aturan baru terkait apakah kegiatan dengan jumlah orang < 500 diperbolehkan | 7,599 | 205 | 2.7% |
Perancis | Perdana Menteri Perancis akan mempresentasikan strategi pencabutan lockdown dan parlemen akan melakukan voting hari ini | 165,977 | 23,327 | 14.1% |
Portugal | Mulai akan melonggarkan aturan pada awal Mei dan akan ditinjau secara periodik per 15 hari sekali | 24,027 | 928 | 3.9% |
Republik Ceko | Universitas dibuka kembali pada 27 April, perjalanan non-esensial mulai diperbolehkan, kerumunan kurang dari 10 orang diperbolehkan, masker wajib dikenakan | 7,445 | 223 | 3.0% |
Spanyol | Kegiatan diluar rumah bag anak-anak diperbolehkan sekali sehari dengan pendampingan orang tua, aktivitas di luar ruangan rencananya diperbolehkan pada 2 Mei | 229,422 | 23,521 | 10.3% |
Swiss | Beberapa toko bunga hingga salon sudah mulai dibuka, pada 11 Mei sekolah dasar dan toko ritel akan kembali dibuka | 29,164 | 1,665 | 5.7% |
Yunani | Kantor layanan publik dan pengadilan akan mulai buka 27 April. Untuk outlet komersil masih dipertimbangkan kapan diperbolehkan dibuka | 2,534 | 136 | 5.4% |
Walaupun kasus sudah turun. Namun negara-negara yang sudah mulai melonggarkan aturan masih tetap harus hati-hati dan tetap waspada. Pasalnya gelombang kedua wabah berpotensi muncul jika lengah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 masih jauh dari kata selesai. WHO juga menyoroti masih adanya peningkatan kasus di Asia, Afrika dan bahkan Eropa bagian Timur.
Berbagai bentuk restriksi atau pembatasan masih perlu diterapkan, sampai vaksin dan obat ditemukan bahkan hingga pandemi COVID-19 benar-benar berakhir. Lengah sedikit saja musuh akan kembali muncul dan dampak yang ditimbulkannya akan jauh lebih berat.
Pages
Most Popular